BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan ilmu pengetahuan
adalah bagaimana cara kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat
bagi semua makhluk hidup. Selain itu keterampilan ilmu pengetahuan berfungsi
untuk menyempurnakan atau memperbaiki serta mengembangkan ilmu pengtahuan yang
sudah diteliti maupun ditemukan sebelumnya. Jika tidak ada keterampilan ilmu
pengetahuan maka pengetahuan kita tentang sesuatu benda tidak akan berkembang
dan terbatas.
Oleh karena itu, dengan kita memiliki keterampilan ilmu
pengetahuan ini kita dapat mengembangkan kemampuan berfikir, berkreatifitas,
serta berimajinasi maupun bereksperimen.
Sehingga keterampilan dalam ilmu pengetahuan sangat penting untuk kehidupan
kita.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa definisi keterampilan dalam Ilmu
Pengetahuan ?
2.
Bagaimana mengembangakan
keterampilan ilmu penegtahuan ?
3. Apa manfaat
dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
definisi keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
2. Mengetahui
cara mengembangkan keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
3. Mengetahui
manfaat keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan dalam Ilmu
Pengetahuan
Keterampilan
yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam
mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.Keterampilan yaitu
kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam
mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Sedangkan keterampilan
dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk
menciptakan, menguji dan membuktikan
sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Keterampilan
proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan
yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan
telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Sedangkan
pengertian pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik
sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar
mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta
keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam
bentuk kreativitas.
Keterampilan proses
sains perlu dikembangkankarena
memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Manfaat
keterampilan proses sains
yaitu: pertama, ilmu pengetahuan
seseorang dapat berkembang dengan
pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui keterampilan
proses akan memberikan kesempatan
kepada manusia untuk bekerja
dengan ilmu pengetahuan. Ketiga, keterampilan
proses dapat digunakan oleh
manusia untuk belajar proses dan
sekaligus produk ilmu
pengetahuan. Seseorang memperoleh
ilmu pengetahuan dengan baik
karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
2.2 Keterampilan Dasar
A.
Pengertian
Keterampilan
Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip,
atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (Indrawati dalam Trianto,
2008:72). Menurut Mulyasa (2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan
kreativitas seseorang dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran menggunakan pendekatan
keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga seseorang dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah manunsia itu sendiri
(Soetardjo, 1998:3).
B.
Jenis-Jenis Keterampilan Dasar
Ada berbagai
keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut
terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendinifisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. (Funk, dalam
Moedjiono, dkk)
Sejumlah
keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum (Pedoman Proses Belajar Mengajar)
dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun 7 (tujuh) keterampilan
proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. (Depdikbud.,
1986b:9-10)
Penjelasan
dari tiap-tiap keterampilan proses, akan terurai pada pembahasan berikut ini.
Pembahasan menyangkut mengapa suatu keterampilan proses penting dikembangkan,
pengertian keterampilan proses tersebut, dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan
penampakan dari keterampilan proses tersebut.
1.
Mengamati
Melalui
mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia
mengamati obyek-obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pencecap. Informasi yang kita
peroleh, dapat menuntun keinginan-tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan
interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu,
kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh
ilmu pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita
terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra.
2.
Mengklasifikasikan
Agar kita
memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan
di sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan.
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai
obyek dan/atau peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan
golong-an/kelompok sejenis dari obyek dan/atau peristiwa yang dimaksud. Contoh
kegiatan yang menampakkan ketrampilam mengklasifikasikan adalah
mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang
dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur,
mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan kegiatan lain yang sejenis.
3.
Mengkomunikasikan
Kemampuan
berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan.
Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan
demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau
dibicarakan, semua adalah cara-cara komunikasi yang sering kali digunakan dalam
ilmu pengetahuan. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa
komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengkomunikasikan
dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-contoh
kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah,
membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.
4.
Mengukur
Berapa
banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan
sehari-hari dan kita perlu untuk memiliki kemampuan menjawabnya dengan mudah.
Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan
hal yang esensial dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan
membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara
tepat dan efektif kepada yang lain.
Mengukur
dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan
keterampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat
badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5.
Memprediksi
Suatu
prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat
diamati.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain:
berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat
diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksikan
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan
kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan kegiatan lain yang sejenis.
6.
Menyimpulkan
Menyimpulkan
dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu obyek
atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
Kegiatan-kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain:
berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan
gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada udara
yang mengandung oksigen.
Enam
keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan
keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi
landasan untuk keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sepuluh
keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut ini.
1.
Mengenali variable
Ada dua
macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated
variabel ) dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk
merumuskan hipotesis penelitian.
Variabel
dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang
diberi lebih dari satu nilai. Selain itu variabel juga merupakan something that
can vary or change in a situation. Dengan dua batasan seperti disebutkan
sebelumnya. Kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang
mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam
satu situasi.
Variabel
termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation
(funk, 1985:89) sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai
variabel bebas yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain,
variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel
yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
Variabel
lain yang perlu diketahui adalah variabel hasil (responding variable) yakni
“the variable that may change as a result of the manipulation”. Kita juga dapat
menyebut variabel hasil ini sebagai variabel terikat, yakni variabel yang
diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional (dengan atau sebagai
pangaruh dari variabel bebas).
Kegiatan
yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenali variabel
diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan,
membedakan suatu pernyataan sebagi variabel bebas atau terikat, dan memberikan
contoh variabel.
2.
Membuat table data
Setelah
melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data.
Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena
fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan nenbuat
table data diantaranya adalah membuat table frekuensi, melidi data, dan membuat
table silang.
3.
Membuat grafik
Keterampilan
membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk
visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada
sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data
untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada table data.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik
diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat
grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
4.
Menggambarkan hubungan antar
variabel
Hubungan
antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti.
Keterampilam mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan
hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan
hubungan antar variabel termanipulasi dengnan variabel hasil hubungan antara
variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan
karena merupakan inti penelitian ilmah.
5.
Mengumpulkan data dan mengolah data
Keterampilan
mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari
orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan
dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar
pengujian hipotesis atau penyimpulan.
Untuk
mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui
kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data,
mentabulasi data, menghitung nilai kai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi
hasil perhitungan dan kegiatan lain yang sejenis.
6.
Menganalisis penelitian
Keterampilan
menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang
lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsure-unsur penelitian. Kegiatan
yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menganalisis
diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan
kegiatan lain yang sejenis.
7.
Menyusun hipotesis
Umumnya
penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun/merumuskan
hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam penelitian. Pentingnya
keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan
penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).
Keterampilan
menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan
yang dianggap benar “mengenai adanya suatu factor yang terdapat dalam satu
situasi, maka aka nada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul.
Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan
keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesisn kerja,
menyusun hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan
sejenis lainnya.
8.
Mendefinisikan variabel
Seperti yang
kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis
antarvariabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antarvariabel.
9.
Merancang penelitian
Agar suatu
penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna
dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian
ini diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang
penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan
variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara
operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji dan cara
mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian adalah :
a.
Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan satu atau lebih
“dugaan yang dianggap benar” dalam rangka
menjawab
masalah. Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut
menyusun
hipotesis.
Menyusun hipotesis dapat dilakukan
dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya atau observasi atau
intuisi.
c. Memilih
alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang
dirumuskan.
10. Bereksperimen
Eksperimen
merupakan salah satu bentuk penelitian yang seringkali dilaksanakan oleh
seorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan
untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,
dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima
atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh
yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran
pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung
terkena sinar matahari.
2.3 Metode Ilmiah
A.
Metode
1.
Pengertian Metode
Metode
ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan
disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih
dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Metode
adalah langkah – langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan yang
benar. Langkah ini dapat berupa tatacara, teknik, teori beserta urutannya, atau
jalan yang telah dirancang sebelumnya, maupun langkah – langkah baru yang
ditemukan di jalan. Pada kenyataannya penyimpangan dari langkah – langkah yang
telah ditentukan sangat mungkin terjadi karena ditemukannya fakta baru yang
mungkin lebih menarik dan bahkan dapat mengubah hipotesis sebelumnya.
Metode utama
dalam sains biasanya diwarnai pendekatan empiris. Hal ini disebabkan oleh
sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen yang dilakukan di
laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alam.
Dari manakah
lahirnya metode ilmiah ? Dalam hal ini ada moment penting dalam proses
pencarian yang dilakukan manusia. moment yang pertama adalah moment kesadaran
akan adanya masalah, dan ini melahirkan moment kedua yaitu proses berfikir baru
untuk mengusahakan memecahkan masalah. Dan proses yang terjadi diantara
keduanya itu merupakan penelitian dimana di dalamnya digunakan metode.
2.
Kaidah Pokok Metode
Dalam salah
satu buku utamanya yaitu “wacana metode” (discours
de la methode, 1637) Deskartes mengatakan bahwa beberapa kaidah
pokok perihal metode adalah sebagai berikut :
a.
Jangan pernah menerima apapun
sebagai benar
b.
Pilah – pilahkan satu persatu
kesulitan yang akan ditelaah menjadi bagian – bagian kecil sebanyak mungkin
atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan penyelesaian
c.
Pikirkan secara runtut mulai dari
objek yang paling sederhana ke kompleks
d.
Buatlah perincian yang selengkapnya
Kaidah Deskartes ini sangat membantu
kita dalam menyadari dan merumuskan masalah, yang merupakan langkah awal dalam
kegiatan pencarian pengetahuan. Dalam mencari pengetahuan tidak bisa dilepaskan
dari kegiatan keraguan metodis. Keraguan ini bukan berarti keraguan total yang
biasanya justru menghentikan proses pencarian secara total. Moment ragu – ragu
yang tulus ini harus dihargai dan disikapi.
3.
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah adalah metode objektif dalam pencarian pengetahuan manusia tanpa
diwarnai tujuan-tujuan tertentu seperti yang telah dibahas. Dikatakan objektif
karena memungkinkan orang lain sebagai subjek juga menerima apa yang objektif
tadi atas dasar kesamaan pandangan. Metode yang memadai akan diterima dengan
baik oleh semua pihak tanpa keraguan. Langkah – langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut :
a.
Mengidentifikasi lingkup masalah
b.
Mengadakan kajian kepustakaan yang
berkenaan dengan permasalahannya
c.
Merumuskan permasalahannya yang
sebenarnya dalam bentuk yang jelas dengan menggunakan istilah khusus
d.
Merumuskan hipotesis yang dapat
diuji dan mendefinisikan konsep – konsep dan variabelnya
e.
Menyatakan asumsi-asumsi sebagai
landasan dasar yang memberikan petunjuk penafsiran kesimpula yang akan didapati
f.
Menyusun design penelitian untuk
mencapai validitas internala maupun eksternal yag maksimal
g.
Menetapakan cara mengumpulkan data
h.
Pemilihan cara secara analisis
i.
Pelaksanaan program penelitian
j.
Penilaian hasil dan penarikan
kesimpulan
4.
Objek Kajian, dan Metode
Ada satu hal
yang penting dan perlu diingat, yaitu bahwa ilmu alam bergerak karena
dipengaruhi oleh hukum alam. Eksperimen yang dilakukan dengan asumsi hukum alam
aksi reaksi akan berlaku untuk objek yang diteliti. Manusia akan melakukan aksi
dan objek akan berkreasi dengan sikap – sikap yang dapat diduga dan dirumuskan.
5.
Siklus Empirik
Metode yang
digunakan dalam metode ini disebut juga sebagai siklus empirik karena bisa
dilakukan berulang – ulang dan informasi yang diberikan merupakan karateristik
dari objek yang diteliti. Selama ini para ahli dapat menyimpulkan komponen umum siklus empirik ini
mencakup beberapa tahapan yaitu observasi, induksi, deduksi, eksperimen dan
evaluasi.
6.
Metode dan Metodologi
Metode
ilmiah adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode
adalah ekspresi pemikiran dalam bentuk cara kerja dan langkah – langkah praktis
untuk dilakukan. Metodologi adalah kajian akan aturan – aturan dalam metode
tersebut. Adapun epistemologi adalah kajian mengenai cara manusia mendapatkan
pengetahuan.
B.
Metode Abduksi
Metode ini
terutama dibahas oleh C.S. Pierce yang
berpendapat bahwa semua proses yang terdiri dari mencari dan merumuskan
hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuan. Semula Pierce menganggap bahwa dalam
abduksi, yang merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) proposisi mengenai suatu hukum, (2) proposisi mengenai
suatu kasus, dan (3) proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya. Ketiganya
tergabung dalam silogisme hipotesis : jika A maka B atau Dan A : Maka B. Namun
lama-kelamaan Pierce sadar bahwa abduksi bukan sekedar bentuk logis namun
mungkin merupakan tahap awal penelitian ilmiah, dan abduksi merupakan bentuk
silogisme yang berawal dari fakta atau kasus.
Daya tarik
metode ini adalah (1) metode abduksi memang menawarkan hipotesis untuk
menjalakan fakta. Yang dicari adalah penjelasan yang “mungkin” sebanyak
mungkin, karena memang fungsi dugaan adalah menyediakan kemungkinan penjelasan.
(2) hipotesis menurut Pierce tidak hanya dapat menjelaskan fakta yanag tampak
saat itu juga, namun masih bisa digunakan untuk menjelaskan fakta yang tidak
kelihatan dimasa depan namun bisa dinalar sejak sekarang, seperti hipotesis kopernikus saat mengajukan konsep heliosentrisme.
Dalam
pemikiran Pierce jelas tergambar bahwa hipotesis mendapat peran utama dalam
kegiatan berpikir mengenal suatu objek. Pengalaman memegang erat kunci dalam
kegiatan ini karena dari fakta yang dikenal secara pribadi sebagai pengalaman
akan timbul pemikiran dan dugaan serta keinginan untuk mengetahui lebih lanjut.
Imajinasi memungkinkan peneliti u ntuk berkelana secara konseptual kedalam
dunia hipotesisinya. Logika akan terkandung pada imajinasi tersebut. Kemampuan
untuk berimajinasi menetukan langkah-langkah berpikir dan penyusunan hipotesis.
Imajinasi ditunjang oleh fakta, yang dalam hal ini bukan imajinasi bebas yang
akan terjadi. Fakta dan pengalaman berfungsi sebagai pagar atau penegendali
imajinasi.
Karakter
ideal hipotesis mempunyai banyak hal yang harus diperhatikan. Yang terutama
adalah muatan ilmiah dari hipotesis yang dibuat bisa dipertanyakan karena
unsur-unsur insting akal budi dan instuisi juga dimasukkan dan mendapat tempat.
C.
Metode Deduksi dalam SAINS
Deduksi
adalah bentuk silogisme dari proposisi yang menjadi dasar hipotesis. Setelah
hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk bisa menentukan apakah dugaan
tersebut benar. Proses ini disebut langkah deduksi. Proses deduksi adalah
proses “jika-maka” dan sebelum proses ini selesai, pengetahuan yang dimaksud
belu didapat. Hal ini tidak mudah dalam
dunia SAINS. Membuktikan adanya suatu senyawa bisa berarti rangkaian percobaan
dari yang sederhana sam pai yang rumit, untuk sekedar meyakinkan bahwa hipotesisnya
benar. Dalam hal ini mungkin berlaku “jika, jika, jika, dan jika, maka”. Dalam
beberapa peristiwa ilmuwan harus menantikan jaawabannya dari alam, untuk
menunggu fenomena yang baru yang memperkuat dugaan tersebut.
Karena itu
dokumentasi hasil penelitian sangat penting, supaya ilmuwan di masa mendatang
tidak lagi mengulangi percobaan yang sama namun bertumpu pada data yang ada sepanjang
data itu logis, sehingga mengurangi pemborosan waktu dan energi. Dapat
dikatakan sains yang sekarang ada sudah
mencapai keadaan dan kelengkapan yang sangat baik. Dalam hal ini peran
ilmuwan sangat besar dan berjasa walaupun kadang kerja keras dalam proses awal
peneitian jarang mendapat penghargaan. Biasanya karya penelitian ilmuwan akan
dilihat banyak orang setelah adanya penemuan spektakuler, bukan kerja awal yang
sangat membutuhkan dana, waktu, energi, dan dedikasi.
D.
Metode Induksi dalam SAINS
Dalam
perjalanan sejarah sains, induksi dilakukan di awal – awal perkembangan sains.
Terutama klasifikasi materi di alam baik itu tumbuhan, hewan, juga proses, yang
telah dilakukan dan sampai sekarang kita guanakan. Induksi juga mengandung
“jika-maka” namun dalam tataran berbeda dengan metode induksi. Jika ada fakta
baru yang terjadi adalahdeduksi, namun tetap dalam kerangka pengambilan
kesimpulan induksi. Dari proses induksi ditarik kesimpulan sementara, dan dalam
sains yang mempelajari objek alam dengan objektif, sifat sementara ini dapat
dipergunakan. Kebenaran yang berlaku sifatnya luas, sampai ditemukan pembatas
dari logika lainnya dengan memperhatikan fakta dan fenomena yang baru
ditemukan. Demikianlah ilmu pengetahuan akan berkembang terus.
1.
Rambu – rambu dalam metode induksi
Untuk mengatasi perdebatan masalah
objektivisme ini Bacon memberikan beberapa rambu – rambu untuk metode induksi
dalam pengamatan objek, terutama onbjek di alam, diantaranya yaitu :
a.
Bebas dari spekulasi awal (anggapan
, dugaan, harapan, asumsi)
b.
Sedapatnya perhatikandan catat fakta
yang kontradiktif
c.
Adakan evaluasi setelah pengumpulan
dan pencatatan fakta
d.
Mengingat bahwa dalam proses
induksi, sifat sementara harus senantiasa ada dalam pikiran
2.
Manfaat metode induksi
Induksi model Bacon mempunyai banyak
manfaat posisstif untuk perkembangan sains, diantaranya :
a.
Fakta dilihat sangat objektif oleh
pengamat
b.
Sains dan kegiatan ilmiah tidak
menjadi semacam ideologi
3.
Kelemahan metode induksi
a.
Fakta yang diamati tidak dapat lepas
dari presepsi manusia
b.
Fakta tidak pernah tampil sebagai
fakta saja
c.
Metode induksi tidak pernah lengkap
4.
Langkah – langkah terpenting metode
induksi
a.
Pahami situasi masalah untuk tujuan
identifikasi
b.
Ajukan hipotesis
c.
Telitilah hipotesis
d.
Lakukan analisis data dan pengujian
hipotesis untuk mentukan dugaan awal terbukti atua hipotesis harus ditolak
5.
Akar kesalahan penarikan kesimpulan
Kelemahan – kelemahan metode induksi
juga dapat digunakan untuk memikirkan akar kesalahan dalam menarik kesimpulan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melegitimasi induktivisme:
a.
Jumlah pertanyaan yang berasal dari
pengamatan harus banyak
b.
Pengamatan harus diulangi dalam
kondisi yang berbeda – beda
c.
Tidak boleh ada penyataan yang
berdasarkan pengamatan namun bertentangan dengan hukum universal
E.
Metode Statistika dalam SAINS
Statistika
merupakan cara berpikir yang perlu dalam memproses data dan membantu meneliti
dalam menarik kesimpulan atas dasar yang lebih kuantitatif. Statistika
memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode
induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris. Statistika tidak
terlalu diperlukan untuk metode induksi seperti matematika. Salah satu
kelemahan metode induksi adalah bahwa kita tidak pernah mencapai pengetahuan
dengan lengkap mengenai suatu gejala alam, karena kita terbatas pada fakta yang
dapat kita kumpulkan. Metode induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan
kesimpulan yang bersifat umum dari fakta yang bersifat khusus, dimana fakta ini
tidak dapat benar – benar diketahui kontribusinya terhadap yang umum. Semuanya
hanya berdasarkan pada dugaan dan metode statistika.
Dalam
statistika kesimpulan umum ini berlaku untuk populasi yang diteliti melalui
sampelnya. Dengan demikian tingkat ketelitian penelitian dapat terjaga. Dengan
statistika pula, data yang ada dalam kelompoknyadapat dianalisis hubungannya.
Korelasi dan regresi adalah metode untuk melihat apakah beberapa faktor yang
diteliti mempengaruhi fenomena yang diaamati.
2.4 Manfaat Keterampilan dalam Ilmu
Pengetahuan
a) Dalam bidang kesehatan
Kesehatan dalam
kehidupan manusia sangat penting, karena jika manusia dalam keadaan tidak sehat
maka manusia tersebut akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari –
harinya. Sehingga kesehatan sangat penting untuk kehidupan. Untuk mendukung
agar dunia kesehatan dapat berkembang untuk menyembuhkan atau mengobati suatu
penyakit maka diperlukan keterampilan dalam ilmu pengetahuan untuk membuat alat
– alatnya. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada bidang kesehatan
antara lain :
1)
Membuat
alat kesehatan yang canggih
2)
Membantu
mengidentifikasi suatu penyakit
3)
Membantu
dalam pembuatan maupun peracikan obat
4)
Membantu
dalam suatu penelitian tentang penyakit
baru
5)
Membantu
dalam perawatan maupun operasi suatu penyakit pada pasien
b) Dalam bidang pengetahuan
Pengetahuan dalam kehidupan manusia sangat penting. Pengetahuan
dapat berupa kejadian alam yang ada di sekitar kita maupun yang ada di jauh
sana. Dengan adanya pengetahuan manusia dapat mengerti tentang bagaimana cara,
darimana asalnya, dan apa yang menyebabkan sesuatu dapat terjadi sehingga
menjadi suatu kejaidian alam. Dengan begitu manuisa dapat membuat eksperimen
dan membuat penemuan – penemuan baru yang dapat membantu kerja manusia dalam
kehidupan sehari – hari. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada
bidang pengetahuan antara lain :
1)
Membantu
dalam suatu penelitian tentang penemuan yang baru
2)
Membantu
dalam pembuatan alat – alat kerja
3)
Membantu
dalam mengidentifikasi suatu kejadian alam
4)
Membantu
dalam pemahaman tentang suatu kejadian
5)
Membantu
dalam penyampaian informasi kepada masayarakat
c) Dalam bidang perekonomian
Perekonomian dalam kehidupan manusia sangat berpengaruh pada
kehidupan manusia. Karena dalam kehidupan sehari – hari manusia melakukan
pekerjaan untuk memenuhi perekonomian mereka agar cukup untuk bertahan hidup.
Perekonomian juga sangat berpengaruh pada sebuah negara, sebuah negara
dikatakan maju atau berkembang salah satu indikatornya adalah dapat diketahuai
melalui perekonomian warga negaranya. Dengan adanya keterampilan dalam ilmu
pengetahuan membuat perekonomian yang dikelola di dunia ini menggunakan alat –
alat yang canggih, sehingga dapat meringankan dalam perhitungannya. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu
pengetahuan antara lain :
1)
Membantu
dalam penghitungan uang
2)
Membantu
dalam pembayaran pada penjualan jarak jauh
3)
Membantu
dalam pengiriman uang pada jarak dekat mupun jauh
4)
Membantu
dalam perhitungan perekonomian
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari paparan
diatas dapat disimpulkan bahwa:
Ø Keterampilan
dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk
menciptakan, menguji dan membuktikan
sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Ø Dalam
mengasah keterampilan, kita juga perlu memahami metode-metode yang digunakan,
yaitu :
1. Metode
ilmiah
2. Metode
abduksi
3. Metode
Deduksi dalam SAINS
4. Metode
Induksi dalam SAINS
5. Metode
Statistika dalam SAINS
Ø Metode
ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan
disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih
dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Ø Metode
abduksi adalah merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu proposisi mengenai suatu hukum, proposisi mengenai suatu
kasus, dan proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya
Ø Metode
induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan kesimpulan yang bersifat
umum dari fakta yang bersifat khusus
Ø Statistika
memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode
induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris
Ø Keterampilan
Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap
suatu penemuan.
Ø Manfaat
dari ketrampilan dalam ilmu pengetahuan meliputi bidang kesehatan, pengetahuan
dan perekonomian.
3.2 Kritik dan Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan
kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok
kami, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa
depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima
kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar
SAINSBapak Drs. Parno, M.Si yang telah memberi bimbingan kepada kita.
DAFTAR PUSTAKA
Suyudi,
Agus.2003.Dasar-Dasar Sains.Malang:
Universitas Negeri Malang
Wonoraharjo,
Surjani.2011.Dasar-Dasar Sains.Jakarta:
Indeks
0 komentar:
Posting Komentar