17.44

Keterampilan Dalam Ilmu Pengetahuan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
              Keterampilan ilmu pengetahuan adalah bagaimana cara kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Selain itu keterampilan ilmu pengetahuan berfungsi untuk menyempurnakan atau memperbaiki serta mengembangkan ilmu pengtahuan yang sudah diteliti maupun ditemukan sebelumnya. Jika tidak ada keterampilan ilmu pengetahuan maka pengetahuan kita tentang sesuatu benda tidak akan berkembang dan terbatas.
              Oleh karena itu,  dengan kita memiliki keterampilan ilmu pengetahuan ini kita dapat mengembangkan kemampuan berfikir, berkreatifitas, serta berimajinasi maupun  bereksperimen. Sehingga keterampilan dalam ilmu pengetahuan sangat penting untuk kehidupan kita.

1.2    Rumusan Masalah
1.    Apa definisi keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan ?
2.    Bagaimana mengembangakan keterampilan ilmu penegtahuan ?
3.    Apa manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan ?

1.3    Tujuan
1.    Mengetahui definisi keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
2.    Mengetahui cara mengembangkan keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
3.    Mengetahui manfaat keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan










BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Sedangkan keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk menciptakan,  menguji dan membuktikan sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Sedangkan pengertian pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.
Keterampilan  proses  sains  perlu dikembangkankarena memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Manfaat keterampilan  proses  sains  yaitu:  pertama, ilmu  pengetahuan  seseorang  dapat berkembang  dengan  pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui  keterampilan  proses  akan memberikan  kesempatan  kepada  manusia untuk  bekerja  dengan  ilmu  pengetahuan. Ketiga,  keterampilan  proses  dapat digunakan oleh manusia untuk belajar proses dan  sekaligus  produk  ilmu  pengetahuan. Seseorang memperoleh  ilmu  pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

2.2    Keterampilan Dasar
A.    Pengertian
Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (Indrawati dalam Trianto, 2008:72). Menurut Mulyasa (2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas seseorang dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga seseorang dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah manunsia itu sendiri (Soetardjo, 1998:3).

B.     Jenis-Jenis Keterampilan Dasar
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendinifisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. (Funk, dalam Moedjiono, dkk)
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum  (Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun 7 (tujuh) keterampilan proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. (Depdikbud., 1986b:9-10)
Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, akan terurai pada pembahasan berikut ini. Pembahasan menyangkut mengapa suatu keterampilan proses penting dikembangkan, pengertian keterampilan proses tersebut, dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan penampakan dari keterampilan proses tersebut.



1.      Mengamati
Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia mengamati obyek-obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pencecap. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keinginan-tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra.
2.      Mengklasifikasikan
Agar kita memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek dan/atau peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golong-an/kelompok sejenis dari obyek dan/atau peristiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan ketrampilam mengklasifikasikan adalah mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur, mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan kegiatan lain yang sejenis.
3.      Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semua adalah cara-cara komunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah, membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.

4.      Mengukur
Berapa banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan sehari-hari dan kita perlu untuk memiliki kemampuan menjawabnya dengan mudah. Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang esensial dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan keterampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5.      Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain: berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan kegiatan lain yang sejenis.
6.      Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu obyek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada udara yang mengandung oksigen.

Enam keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut ini.

1.      Mengenali variable
Ada dua macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated variabel ) dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis penelitian.
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Selain itu variabel juga merupakan something that can vary or change in a situation. Dengan dua batasan seperti disebutkan sebelumnya. Kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation (funk, 1985:89) sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai variabel bebas yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
Variabel lain yang perlu diketahui adalah variabel hasil (responding variable) yakni “the variable that may change as a result of the manipulation”. Kita juga dapat menyebut variabel hasil ini sebagai variabel terikat, yakni variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional (dengan atau sebagai pangaruh dari variabel bebas).
Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenali variabel diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan, membedakan suatu pernyataan sebagi variabel bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel.
2.      Membuat table data
Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data. Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan nenbuat table data diantaranya adalah membuat table frekuensi, melidi data, dan membuat table silang.
3.      Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada table data.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
4.      Menggambarkan hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilam mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengnan variabel hasil hubungan antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian ilmah.
5.      Mengumpulkan data dan mengolah data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan dan kegiatan lain yang sejenis.
6.      Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsure-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menganalisis diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.


7.      Menyusun hipotesis
Umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun/merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam penelitian. Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar “mengenai adanya suatu factor yang terdapat dalam satu situasi, maka aka nada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesisn kerja, menyusun hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis lainnya.
8.      Mendefinisikan variabel
Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis antarvariabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antarvariabel.
9.      Merancang penelitian
Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian adalah :
a.  Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka
menjawab masalah. Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut
menyusun hipotesis.
Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya atau observasi atau intuisi.
c. Memilih alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang dirumuskan.

10.  Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang seringkali dilaksanakan oleh seorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung terkena sinar matahari.

2.3    Metode Ilmiah
A.       Metode
1.    Pengertian Metode
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Metode adalah langkah – langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan yang benar. Langkah ini dapat berupa tatacara, teknik, teori beserta urutannya, atau jalan yang telah dirancang sebelumnya, maupun langkah – langkah baru yang ditemukan di jalan. Pada kenyataannya penyimpangan dari langkah – langkah yang telah ditentukan sangat mungkin terjadi karena ditemukannya fakta baru yang mungkin lebih menarik dan bahkan dapat mengubah hipotesis sebelumnya.
Metode utama dalam sains biasanya diwarnai pendekatan empiris. Hal ini disebabkan oleh sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen yang dilakukan di laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alam.
Dari manakah lahirnya metode ilmiah ? Dalam hal ini ada moment penting dalam proses pencarian yang dilakukan manusia. moment yang pertama adalah moment kesadaran akan adanya masalah, dan ini melahirkan moment kedua yaitu proses berfikir baru untuk mengusahakan memecahkan masalah. Dan proses yang terjadi diantara keduanya itu merupakan penelitian dimana di dalamnya digunakan metode.
2.    Kaidah Pokok Metode
Dalam salah satu buku utamanya yaitu “wacana metode” (discours de  la methode, 1637)  Deskartes mengatakan bahwa beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut :
a.       Jangan pernah menerima apapun sebagai benar
b.      Pilah – pilahkan satu persatu kesulitan yang akan ditelaah menjadi bagian – bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan penyelesaian
c.       Pikirkan secara runtut mulai dari objek yang paling sederhana ke kompleks
d.      Buatlah perincian yang selengkapnya
Kaidah Deskartes ini sangat membantu kita dalam menyadari dan merumuskan masalah, yang merupakan langkah awal dalam kegiatan pencarian pengetahuan. Dalam mencari pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari kegiatan keraguan metodis. Keraguan ini bukan berarti keraguan total yang biasanya justru menghentikan proses pencarian secara total. Moment ragu – ragu yang tulus ini harus dihargai dan disikapi.
3.    Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode objektif dalam pencarian pengetahuan manusia tanpa diwarnai tujuan-tujuan tertentu seperti yang telah dibahas. Dikatakan objektif karena memungkinkan orang lain sebagai subjek juga menerima apa yang objektif tadi atas dasar kesamaan pandangan. Metode yang memadai akan diterima dengan baik oleh semua pihak tanpa keraguan. Langkah – langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut :
a.       Mengidentifikasi lingkup masalah
b.      Mengadakan kajian kepustakaan yang berkenaan dengan permasalahannya
c.       Merumuskan permasalahannya yang sebenarnya dalam bentuk yang jelas dengan menggunakan istilah khusus
d.      Merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan mendefinisikan konsep – konsep dan variabelnya
e.       Menyatakan asumsi-asumsi sebagai landasan dasar yang memberikan petunjuk penafsiran kesimpula yang akan didapati
f.       Menyusun design penelitian untuk mencapai validitas internala maupun eksternal yag maksimal
g.      Menetapakan cara mengumpulkan data
h.      Pemilihan cara secara analisis
i.        Pelaksanaan program penelitian
j.        Penilaian hasil dan penarikan kesimpulan
4.         Objek Kajian, dan Metode
Ada satu hal yang penting dan perlu diingat, yaitu bahwa ilmu alam bergerak karena dipengaruhi oleh hukum alam. Eksperimen yang dilakukan dengan asumsi hukum alam aksi reaksi akan berlaku untuk objek yang diteliti. Manusia akan melakukan aksi dan objek akan berkreasi dengan sikap – sikap yang dapat diduga dan dirumuskan.
5.      Siklus Empirik
Metode yang digunakan dalam metode ini disebut juga sebagai siklus empirik karena bisa dilakukan berulang – ulang dan informasi yang diberikan merupakan karateristik dari objek yang diteliti. Selama ini para ahli dapat menyimpulkan komponen umum siklus empirik ini mencakup beberapa tahapan yaitu observasi, induksi, deduksi, eksperimen dan evaluasi.
6.      Metode dan Metodologi
Metode ilmiah adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode adalah ekspresi pemikiran dalam bentuk cara kerja dan langkah – langkah praktis untuk dilakukan. Metodologi adalah kajian akan aturan – aturan dalam metode tersebut. Adapun epistemologi adalah kajian mengenai cara manusia mendapatkan pengetahuan.

B.     Metode Abduksi
Metode ini terutama dibahas oleh C.S. Pierce yang berpendapat bahwa semua proses yang terdiri dari mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuan. Semula Pierce menganggap bahwa dalam abduksi, yang merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) proposisi mengenai suatu hukum, (2) proposisi mengenai suatu kasus, dan (3) proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya. Ketiganya tergabung dalam silogisme hipotesis : jika A maka B atau Dan A : Maka B. Namun lama-kelamaan Pierce sadar bahwa abduksi bukan sekedar bentuk logis namun mungkin merupakan tahap awal penelitian ilmiah, dan abduksi merupakan bentuk silogisme yang berawal dari fakta atau kasus.
Daya tarik metode ini adalah (1) metode abduksi memang menawarkan hipotesis untuk menjalakan fakta. Yang dicari adalah penjelasan yang “mungkin” sebanyak mungkin, karena memang fungsi dugaan adalah menyediakan kemungkinan penjelasan. (2) hipotesis menurut Pierce tidak hanya dapat menjelaskan fakta yanag tampak saat itu juga, namun masih bisa digunakan untuk menjelaskan fakta yang tidak kelihatan dimasa depan namun bisa dinalar sejak sekarang, seperti hipotesis kopernikus  saat mengajukan konsep heliosentrisme.
Dalam pemikiran Pierce jelas tergambar bahwa hipotesis mendapat peran utama dalam kegiatan berpikir mengenal suatu objek. Pengalaman memegang erat kunci dalam kegiatan ini karena dari fakta yang dikenal secara pribadi sebagai pengalaman akan timbul pemikiran dan dugaan serta keinginan untuk mengetahui lebih lanjut. Imajinasi memungkinkan peneliti u ntuk berkelana secara konseptual kedalam dunia hipotesisinya. Logika akan terkandung pada imajinasi tersebut. Kemampuan untuk berimajinasi menetukan langkah-langkah berpikir dan penyusunan hipotesis. Imajinasi ditunjang oleh fakta, yang dalam hal ini bukan imajinasi bebas yang akan terjadi. Fakta dan pengalaman berfungsi sebagai pagar atau penegendali imajinasi.
Karakter ideal hipotesis mempunyai banyak hal yang harus diperhatikan. Yang terutama adalah muatan ilmiah dari hipotesis yang dibuat bisa dipertanyakan karena unsur-unsur insting akal budi dan instuisi juga dimasukkan dan mendapat tempat.

C.     Metode Deduksi dalam SAINS
Deduksi adalah bentuk silogisme dari proposisi yang menjadi dasar hipotesis. Setelah hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk bisa menentukan apakah dugaan tersebut benar. Proses ini disebut langkah deduksi. Proses deduksi adalah proses “jika-maka” dan sebelum proses ini selesai, pengetahuan yang dimaksud belu didapat.  Hal ini tidak mudah dalam dunia SAINS. Membuktikan adanya suatu senyawa bisa berarti rangkaian percobaan dari yang sederhana sam pai yang rumit, untuk sekedar meyakinkan bahwa hipotesisnya benar. Dalam hal ini mungkin berlaku “jika, jika, jika, dan jika, maka”. Dalam beberapa peristiwa ilmuwan harus menantikan jaawabannya dari alam, untuk menunggu fenomena yang baru yang memperkuat dugaan tersebut.
Karena itu dokumentasi hasil penelitian sangat penting, supaya ilmuwan di masa mendatang tidak lagi mengulangi percobaan yang sama namun bertumpu pada data yang ada sepanjang data itu logis, sehingga mengurangi pemborosan waktu dan energi. Dapat dikatakan sains yang sekarang ada sudah  mencapai keadaan dan kelengkapan yang sangat baik. Dalam hal ini peran ilmuwan sangat besar dan berjasa walaupun kadang kerja keras dalam proses awal peneitian jarang mendapat penghargaan. Biasanya karya penelitian ilmuwan akan dilihat banyak orang setelah adanya penemuan spektakuler, bukan kerja awal yang sangat membutuhkan dana, waktu, energi, dan dedikasi.
D.    Metode Induksi dalam SAINS
Dalam perjalanan sejarah sains, induksi dilakukan di awal – awal perkembangan sains. Terutama klasifikasi materi di alam baik itu tumbuhan, hewan, juga proses, yang telah dilakukan dan sampai sekarang kita guanakan. Induksi juga mengandung “jika-maka” namun dalam tataran berbeda dengan metode induksi. Jika ada fakta baru yang terjadi adalahdeduksi, namun tetap dalam kerangka pengambilan kesimpulan induksi. Dari proses induksi ditarik kesimpulan sementara, dan dalam sains yang mempelajari objek alam dengan objektif, sifat sementara ini dapat dipergunakan. Kebenaran yang berlaku sifatnya luas, sampai ditemukan pembatas dari logika lainnya dengan memperhatikan fakta dan fenomena yang baru ditemukan. Demikianlah ilmu pengetahuan akan berkembang terus.
1.      Rambu – rambu dalam metode induksi
Untuk mengatasi perdebatan masalah objektivisme ini Bacon memberikan beberapa rambu – rambu untuk metode induksi dalam pengamatan objek, terutama onbjek di alam, diantaranya yaitu :
a.       Bebas dari spekulasi awal (anggapan , dugaan, harapan, asumsi)
b.      Sedapatnya perhatikandan catat fakta yang kontradiktif
c.       Adakan evaluasi setelah pengumpulan dan pencatatan fakta
d.      Mengingat bahwa dalam proses induksi, sifat sementara harus senantiasa ada dalam pikiran
2.      Manfaat metode induksi
Induksi model Bacon mempunyai banyak manfaat posisstif untuk perkembangan sains, diantaranya :
a.       Fakta dilihat sangat objektif oleh pengamat
b.      Sains dan kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideologi
3.      Kelemahan metode induksi
a.       Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari presepsi manusia
b.      Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja
c.       Metode induksi tidak pernah lengkap
4.      Langkah – langkah terpenting metode induksi
a.       Pahami situasi masalah untuk tujuan identifikasi
b.      Ajukan hipotesis
c.       Telitilah hipotesis
d.      Lakukan analisis data dan pengujian hipotesis untuk mentukan dugaan awal terbukti atua hipotesis harus ditolak
5.      Akar kesalahan penarikan kesimpulan
Kelemahan – kelemahan metode induksi juga dapat digunakan untuk memikirkan akar kesalahan dalam menarik kesimpulan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melegitimasi induktivisme:
a.       Jumlah pertanyaan yang berasal dari pengamatan harus banyak
b.      Pengamatan harus diulangi dalam kondisi yang berbeda – beda
c.       Tidak boleh ada penyataan yang berdasarkan pengamatan namun bertentangan dengan hukum universal

E.     Metode Statistika dalam SAINS
Statistika merupakan cara berpikir yang perlu dalam memproses data dan membantu meneliti dalam menarik kesimpulan atas dasar yang lebih kuantitatif. Statistika memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris. Statistika tidak terlalu diperlukan untuk metode induksi seperti matematika. Salah satu kelemahan metode induksi adalah bahwa kita tidak pernah mencapai pengetahuan dengan lengkap mengenai suatu gejala alam, karena kita terbatas pada fakta yang dapat kita kumpulkan. Metode induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari fakta yang bersifat khusus, dimana fakta ini tidak dapat benar – benar diketahui kontribusinya terhadap yang umum. Semuanya hanya berdasarkan pada dugaan dan metode statistika.
Dalam statistika kesimpulan umum ini berlaku untuk populasi yang diteliti melalui sampelnya. Dengan demikian tingkat ketelitian penelitian dapat terjaga. Dengan statistika pula, data yang ada dalam kelompoknyadapat dianalisis hubungannya. Korelasi dan regresi adalah metode untuk melihat apakah beberapa faktor yang diteliti mempengaruhi fenomena yang diaamati.


2.4    Manfaat Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
a)      Dalam bidang kesehatan
Kesehatan dalam kehidupan manusia sangat penting, karena jika manusia dalam keadaan tidak sehat maka manusia tersebut akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari – harinya. Sehingga kesehatan sangat penting untuk kehidupan. Untuk mendukung agar dunia kesehatan dapat berkembang untuk menyembuhkan atau mengobati suatu penyakit maka diperlukan keterampilan dalam ilmu pengetahuan untuk membuat alat – alatnya. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada bidang kesehatan antara lain :
1)      Membuat alat kesehatan yang canggih
2)      Membantu mengidentifikasi suatu penyakit
3)      Membantu dalam pembuatan maupun peracikan obat
4)      Membantu dalam  suatu penelitian tentang penyakit baru
5)      Membantu dalam perawatan maupun operasi suatu penyakit pada pasien

b)      Dalam bidang pengetahuan
     Pengetahuan dalam kehidupan manusia sangat penting. Pengetahuan dapat berupa kejadian alam yang ada di sekitar kita maupun yang ada di jauh sana. Dengan adanya pengetahuan manusia dapat mengerti tentang bagaimana cara, darimana asalnya, dan apa yang menyebabkan sesuatu dapat terjadi sehingga menjadi suatu kejaidian alam. Dengan begitu manuisa dapat membuat eksperimen dan membuat penemuan – penemuan baru yang dapat membantu kerja manusia dalam kehidupan sehari – hari. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada bidang pengetahuan antara lain :
1)        Membantu dalam suatu penelitian tentang penemuan yang baru
2)        Membantu dalam pembuatan alat – alat kerja
3)        Membantu dalam mengidentifikasi suatu kejadian alam
4)        Membantu dalam pemahaman tentang suatu kejadian
5)        Membantu dalam penyampaian informasi kepada masayarakat

c)      Dalam bidang perekonomian
     Perekonomian dalam kehidupan manusia sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena dalam kehidupan sehari – hari manusia melakukan pekerjaan untuk memenuhi perekonomian mereka agar cukup untuk bertahan hidup. Perekonomian juga sangat berpengaruh pada sebuah negara, sebuah negara dikatakan maju atau berkembang salah satu indikatornya adalah dapat diketahuai melalui perekonomian warga negaranya. Dengan adanya keterampilan dalam ilmu pengetahuan membuat perekonomian yang dikelola di dunia ini menggunakan alat – alat yang canggih, sehingga dapat meringankan dalam perhitungannya.  Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan antara lain :
1)      Membantu dalam penghitungan uang
2)      Membantu dalam pembayaran pada penjualan jarak jauh
3)      Membantu dalam pengiriman uang pada jarak dekat mupun jauh
4)      Membantu dalam perhitungan perekonomian

                            





















BAB III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk menciptakan,  menguji dan membuktikan sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Ø  Dalam mengasah keterampilan, kita juga perlu memahami metode-metode yang digunakan, yaitu :
1.      Metode ilmiah
2.      Metode abduksi
3.      Metode Deduksi dalam SAINS
4.      Metode Induksi dalam SAINS
5.      Metode Statistika dalam SAINS
Ø  Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Ø  Metode abduksi adalah merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu proposisi mengenai suatu hukum, proposisi mengenai suatu kasus, dan proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya
Ø  Metode induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari fakta yang bersifat khusus
Ø  Statistika memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris
Ø  Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
Ø  Manfaat dari ketrampilan dalam ilmu pengetahuan meliputi bidang kesehatan, pengetahuan dan perekonomian.


3.2    Kritik dan Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar SAINSBapak Drs. Parno, M.Si yang telah memberi bimbingan kepada kita.



























DAFTAR PUSTAKA

Suyudi, Agus.2003.Dasar-Dasar Sains.Malang: Universitas Negeri Malang
Wonoraharjo, Surjani.2011.Dasar-Dasar Sains.Jakarta: Indeks

0 komentar:

Kamis, 12 Desember 2013

Keterampilan Dalam Ilmu Pengetahuan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
              Keterampilan ilmu pengetahuan adalah bagaimana cara kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Selain itu keterampilan ilmu pengetahuan berfungsi untuk menyempurnakan atau memperbaiki serta mengembangkan ilmu pengtahuan yang sudah diteliti maupun ditemukan sebelumnya. Jika tidak ada keterampilan ilmu pengetahuan maka pengetahuan kita tentang sesuatu benda tidak akan berkembang dan terbatas.
              Oleh karena itu,  dengan kita memiliki keterampilan ilmu pengetahuan ini kita dapat mengembangkan kemampuan berfikir, berkreatifitas, serta berimajinasi maupun  bereksperimen. Sehingga keterampilan dalam ilmu pengetahuan sangat penting untuk kehidupan kita.

1.2    Rumusan Masalah
1.    Apa definisi keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan ?
2.    Bagaimana mengembangakan keterampilan ilmu penegtahuan ?
3.    Apa manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan ?

1.3    Tujuan
1.    Mengetahui definisi keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
2.    Mengetahui cara mengembangkan keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
3.    Mengetahui manfaat keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan










BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Sedangkan keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk menciptakan,  menguji dan membuktikan sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Sedangkan pengertian pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.
Keterampilan  proses  sains  perlu dikembangkankarena memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Manfaat keterampilan  proses  sains  yaitu:  pertama, ilmu  pengetahuan  seseorang  dapat berkembang  dengan  pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui  keterampilan  proses  akan memberikan  kesempatan  kepada  manusia untuk  bekerja  dengan  ilmu  pengetahuan. Ketiga,  keterampilan  proses  dapat digunakan oleh manusia untuk belajar proses dan  sekaligus  produk  ilmu  pengetahuan. Seseorang memperoleh  ilmu  pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

2.2    Keterampilan Dasar
A.    Pengertian
Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (Indrawati dalam Trianto, 2008:72). Menurut Mulyasa (2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas seseorang dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga seseorang dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah manunsia itu sendiri (Soetardjo, 1998:3).

B.     Jenis-Jenis Keterampilan Dasar
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendinifisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. (Funk, dalam Moedjiono, dkk)
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum  (Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun 7 (tujuh) keterampilan proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. (Depdikbud., 1986b:9-10)
Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, akan terurai pada pembahasan berikut ini. Pembahasan menyangkut mengapa suatu keterampilan proses penting dikembangkan, pengertian keterampilan proses tersebut, dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan penampakan dari keterampilan proses tersebut.



1.      Mengamati
Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia mengamati obyek-obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pencecap. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keinginan-tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra.
2.      Mengklasifikasikan
Agar kita memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek dan/atau peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golong-an/kelompok sejenis dari obyek dan/atau peristiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan ketrampilam mengklasifikasikan adalah mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur, mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan kegiatan lain yang sejenis.
3.      Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semua adalah cara-cara komunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah, membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.

4.      Mengukur
Berapa banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan sehari-hari dan kita perlu untuk memiliki kemampuan menjawabnya dengan mudah. Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang esensial dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan keterampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5.      Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain: berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan kegiatan lain yang sejenis.
6.      Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu obyek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada udara yang mengandung oksigen.

Enam keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut ini.

1.      Mengenali variable
Ada dua macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated variabel ) dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis penelitian.
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Selain itu variabel juga merupakan something that can vary or change in a situation. Dengan dua batasan seperti disebutkan sebelumnya. Kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation (funk, 1985:89) sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai variabel bebas yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
Variabel lain yang perlu diketahui adalah variabel hasil (responding variable) yakni “the variable that may change as a result of the manipulation”. Kita juga dapat menyebut variabel hasil ini sebagai variabel terikat, yakni variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional (dengan atau sebagai pangaruh dari variabel bebas).
Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenali variabel diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan, membedakan suatu pernyataan sebagi variabel bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel.
2.      Membuat table data
Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data. Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan nenbuat table data diantaranya adalah membuat table frekuensi, melidi data, dan membuat table silang.
3.      Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada table data.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
4.      Menggambarkan hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilam mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengnan variabel hasil hubungan antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian ilmah.
5.      Mengumpulkan data dan mengolah data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan dan kegiatan lain yang sejenis.
6.      Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsure-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menganalisis diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.


7.      Menyusun hipotesis
Umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun/merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam penelitian. Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar “mengenai adanya suatu factor yang terdapat dalam satu situasi, maka aka nada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesisn kerja, menyusun hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis lainnya.
8.      Mendefinisikan variabel
Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis antarvariabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antarvariabel.
9.      Merancang penelitian
Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian adalah :
a.  Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka
menjawab masalah. Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut
menyusun hipotesis.
Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya atau observasi atau intuisi.
c. Memilih alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang dirumuskan.

10.  Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang seringkali dilaksanakan oleh seorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung terkena sinar matahari.

2.3    Metode Ilmiah
A.       Metode
1.    Pengertian Metode
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Metode adalah langkah – langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan yang benar. Langkah ini dapat berupa tatacara, teknik, teori beserta urutannya, atau jalan yang telah dirancang sebelumnya, maupun langkah – langkah baru yang ditemukan di jalan. Pada kenyataannya penyimpangan dari langkah – langkah yang telah ditentukan sangat mungkin terjadi karena ditemukannya fakta baru yang mungkin lebih menarik dan bahkan dapat mengubah hipotesis sebelumnya.
Metode utama dalam sains biasanya diwarnai pendekatan empiris. Hal ini disebabkan oleh sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen yang dilakukan di laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alam.
Dari manakah lahirnya metode ilmiah ? Dalam hal ini ada moment penting dalam proses pencarian yang dilakukan manusia. moment yang pertama adalah moment kesadaran akan adanya masalah, dan ini melahirkan moment kedua yaitu proses berfikir baru untuk mengusahakan memecahkan masalah. Dan proses yang terjadi diantara keduanya itu merupakan penelitian dimana di dalamnya digunakan metode.
2.    Kaidah Pokok Metode
Dalam salah satu buku utamanya yaitu “wacana metode” (discours de  la methode, 1637)  Deskartes mengatakan bahwa beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut :
a.       Jangan pernah menerima apapun sebagai benar
b.      Pilah – pilahkan satu persatu kesulitan yang akan ditelaah menjadi bagian – bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan penyelesaian
c.       Pikirkan secara runtut mulai dari objek yang paling sederhana ke kompleks
d.      Buatlah perincian yang selengkapnya
Kaidah Deskartes ini sangat membantu kita dalam menyadari dan merumuskan masalah, yang merupakan langkah awal dalam kegiatan pencarian pengetahuan. Dalam mencari pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari kegiatan keraguan metodis. Keraguan ini bukan berarti keraguan total yang biasanya justru menghentikan proses pencarian secara total. Moment ragu – ragu yang tulus ini harus dihargai dan disikapi.
3.    Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode objektif dalam pencarian pengetahuan manusia tanpa diwarnai tujuan-tujuan tertentu seperti yang telah dibahas. Dikatakan objektif karena memungkinkan orang lain sebagai subjek juga menerima apa yang objektif tadi atas dasar kesamaan pandangan. Metode yang memadai akan diterima dengan baik oleh semua pihak tanpa keraguan. Langkah – langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut :
a.       Mengidentifikasi lingkup masalah
b.      Mengadakan kajian kepustakaan yang berkenaan dengan permasalahannya
c.       Merumuskan permasalahannya yang sebenarnya dalam bentuk yang jelas dengan menggunakan istilah khusus
d.      Merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan mendefinisikan konsep – konsep dan variabelnya
e.       Menyatakan asumsi-asumsi sebagai landasan dasar yang memberikan petunjuk penafsiran kesimpula yang akan didapati
f.       Menyusun design penelitian untuk mencapai validitas internala maupun eksternal yag maksimal
g.      Menetapakan cara mengumpulkan data
h.      Pemilihan cara secara analisis
i.        Pelaksanaan program penelitian
j.        Penilaian hasil dan penarikan kesimpulan
4.         Objek Kajian, dan Metode
Ada satu hal yang penting dan perlu diingat, yaitu bahwa ilmu alam bergerak karena dipengaruhi oleh hukum alam. Eksperimen yang dilakukan dengan asumsi hukum alam aksi reaksi akan berlaku untuk objek yang diteliti. Manusia akan melakukan aksi dan objek akan berkreasi dengan sikap – sikap yang dapat diduga dan dirumuskan.
5.      Siklus Empirik
Metode yang digunakan dalam metode ini disebut juga sebagai siklus empirik karena bisa dilakukan berulang – ulang dan informasi yang diberikan merupakan karateristik dari objek yang diteliti. Selama ini para ahli dapat menyimpulkan komponen umum siklus empirik ini mencakup beberapa tahapan yaitu observasi, induksi, deduksi, eksperimen dan evaluasi.
6.      Metode dan Metodologi
Metode ilmiah adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode adalah ekspresi pemikiran dalam bentuk cara kerja dan langkah – langkah praktis untuk dilakukan. Metodologi adalah kajian akan aturan – aturan dalam metode tersebut. Adapun epistemologi adalah kajian mengenai cara manusia mendapatkan pengetahuan.

B.     Metode Abduksi
Metode ini terutama dibahas oleh C.S. Pierce yang berpendapat bahwa semua proses yang terdiri dari mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuan. Semula Pierce menganggap bahwa dalam abduksi, yang merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) proposisi mengenai suatu hukum, (2) proposisi mengenai suatu kasus, dan (3) proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya. Ketiganya tergabung dalam silogisme hipotesis : jika A maka B atau Dan A : Maka B. Namun lama-kelamaan Pierce sadar bahwa abduksi bukan sekedar bentuk logis namun mungkin merupakan tahap awal penelitian ilmiah, dan abduksi merupakan bentuk silogisme yang berawal dari fakta atau kasus.
Daya tarik metode ini adalah (1) metode abduksi memang menawarkan hipotesis untuk menjalakan fakta. Yang dicari adalah penjelasan yang “mungkin” sebanyak mungkin, karena memang fungsi dugaan adalah menyediakan kemungkinan penjelasan. (2) hipotesis menurut Pierce tidak hanya dapat menjelaskan fakta yanag tampak saat itu juga, namun masih bisa digunakan untuk menjelaskan fakta yang tidak kelihatan dimasa depan namun bisa dinalar sejak sekarang, seperti hipotesis kopernikus  saat mengajukan konsep heliosentrisme.
Dalam pemikiran Pierce jelas tergambar bahwa hipotesis mendapat peran utama dalam kegiatan berpikir mengenal suatu objek. Pengalaman memegang erat kunci dalam kegiatan ini karena dari fakta yang dikenal secara pribadi sebagai pengalaman akan timbul pemikiran dan dugaan serta keinginan untuk mengetahui lebih lanjut. Imajinasi memungkinkan peneliti u ntuk berkelana secara konseptual kedalam dunia hipotesisinya. Logika akan terkandung pada imajinasi tersebut. Kemampuan untuk berimajinasi menetukan langkah-langkah berpikir dan penyusunan hipotesis. Imajinasi ditunjang oleh fakta, yang dalam hal ini bukan imajinasi bebas yang akan terjadi. Fakta dan pengalaman berfungsi sebagai pagar atau penegendali imajinasi.
Karakter ideal hipotesis mempunyai banyak hal yang harus diperhatikan. Yang terutama adalah muatan ilmiah dari hipotesis yang dibuat bisa dipertanyakan karena unsur-unsur insting akal budi dan instuisi juga dimasukkan dan mendapat tempat.

C.     Metode Deduksi dalam SAINS
Deduksi adalah bentuk silogisme dari proposisi yang menjadi dasar hipotesis. Setelah hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk bisa menentukan apakah dugaan tersebut benar. Proses ini disebut langkah deduksi. Proses deduksi adalah proses “jika-maka” dan sebelum proses ini selesai, pengetahuan yang dimaksud belu didapat.  Hal ini tidak mudah dalam dunia SAINS. Membuktikan adanya suatu senyawa bisa berarti rangkaian percobaan dari yang sederhana sam pai yang rumit, untuk sekedar meyakinkan bahwa hipotesisnya benar. Dalam hal ini mungkin berlaku “jika, jika, jika, dan jika, maka”. Dalam beberapa peristiwa ilmuwan harus menantikan jaawabannya dari alam, untuk menunggu fenomena yang baru yang memperkuat dugaan tersebut.
Karena itu dokumentasi hasil penelitian sangat penting, supaya ilmuwan di masa mendatang tidak lagi mengulangi percobaan yang sama namun bertumpu pada data yang ada sepanjang data itu logis, sehingga mengurangi pemborosan waktu dan energi. Dapat dikatakan sains yang sekarang ada sudah  mencapai keadaan dan kelengkapan yang sangat baik. Dalam hal ini peran ilmuwan sangat besar dan berjasa walaupun kadang kerja keras dalam proses awal peneitian jarang mendapat penghargaan. Biasanya karya penelitian ilmuwan akan dilihat banyak orang setelah adanya penemuan spektakuler, bukan kerja awal yang sangat membutuhkan dana, waktu, energi, dan dedikasi.
D.    Metode Induksi dalam SAINS
Dalam perjalanan sejarah sains, induksi dilakukan di awal – awal perkembangan sains. Terutama klasifikasi materi di alam baik itu tumbuhan, hewan, juga proses, yang telah dilakukan dan sampai sekarang kita guanakan. Induksi juga mengandung “jika-maka” namun dalam tataran berbeda dengan metode induksi. Jika ada fakta baru yang terjadi adalahdeduksi, namun tetap dalam kerangka pengambilan kesimpulan induksi. Dari proses induksi ditarik kesimpulan sementara, dan dalam sains yang mempelajari objek alam dengan objektif, sifat sementara ini dapat dipergunakan. Kebenaran yang berlaku sifatnya luas, sampai ditemukan pembatas dari logika lainnya dengan memperhatikan fakta dan fenomena yang baru ditemukan. Demikianlah ilmu pengetahuan akan berkembang terus.
1.      Rambu – rambu dalam metode induksi
Untuk mengatasi perdebatan masalah objektivisme ini Bacon memberikan beberapa rambu – rambu untuk metode induksi dalam pengamatan objek, terutama onbjek di alam, diantaranya yaitu :
a.       Bebas dari spekulasi awal (anggapan , dugaan, harapan, asumsi)
b.      Sedapatnya perhatikandan catat fakta yang kontradiktif
c.       Adakan evaluasi setelah pengumpulan dan pencatatan fakta
d.      Mengingat bahwa dalam proses induksi, sifat sementara harus senantiasa ada dalam pikiran
2.      Manfaat metode induksi
Induksi model Bacon mempunyai banyak manfaat posisstif untuk perkembangan sains, diantaranya :
a.       Fakta dilihat sangat objektif oleh pengamat
b.      Sains dan kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideologi
3.      Kelemahan metode induksi
a.       Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari presepsi manusia
b.      Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja
c.       Metode induksi tidak pernah lengkap
4.      Langkah – langkah terpenting metode induksi
a.       Pahami situasi masalah untuk tujuan identifikasi
b.      Ajukan hipotesis
c.       Telitilah hipotesis
d.      Lakukan analisis data dan pengujian hipotesis untuk mentukan dugaan awal terbukti atua hipotesis harus ditolak
5.      Akar kesalahan penarikan kesimpulan
Kelemahan – kelemahan metode induksi juga dapat digunakan untuk memikirkan akar kesalahan dalam menarik kesimpulan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melegitimasi induktivisme:
a.       Jumlah pertanyaan yang berasal dari pengamatan harus banyak
b.      Pengamatan harus diulangi dalam kondisi yang berbeda – beda
c.       Tidak boleh ada penyataan yang berdasarkan pengamatan namun bertentangan dengan hukum universal

E.     Metode Statistika dalam SAINS
Statistika merupakan cara berpikir yang perlu dalam memproses data dan membantu meneliti dalam menarik kesimpulan atas dasar yang lebih kuantitatif. Statistika memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris. Statistika tidak terlalu diperlukan untuk metode induksi seperti matematika. Salah satu kelemahan metode induksi adalah bahwa kita tidak pernah mencapai pengetahuan dengan lengkap mengenai suatu gejala alam, karena kita terbatas pada fakta yang dapat kita kumpulkan. Metode induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari fakta yang bersifat khusus, dimana fakta ini tidak dapat benar – benar diketahui kontribusinya terhadap yang umum. Semuanya hanya berdasarkan pada dugaan dan metode statistika.
Dalam statistika kesimpulan umum ini berlaku untuk populasi yang diteliti melalui sampelnya. Dengan demikian tingkat ketelitian penelitian dapat terjaga. Dengan statistika pula, data yang ada dalam kelompoknyadapat dianalisis hubungannya. Korelasi dan regresi adalah metode untuk melihat apakah beberapa faktor yang diteliti mempengaruhi fenomena yang diaamati.


2.4    Manfaat Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan
a)      Dalam bidang kesehatan
Kesehatan dalam kehidupan manusia sangat penting, karena jika manusia dalam keadaan tidak sehat maka manusia tersebut akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari – harinya. Sehingga kesehatan sangat penting untuk kehidupan. Untuk mendukung agar dunia kesehatan dapat berkembang untuk menyembuhkan atau mengobati suatu penyakit maka diperlukan keterampilan dalam ilmu pengetahuan untuk membuat alat – alatnya. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada bidang kesehatan antara lain :
1)      Membuat alat kesehatan yang canggih
2)      Membantu mengidentifikasi suatu penyakit
3)      Membantu dalam pembuatan maupun peracikan obat
4)      Membantu dalam  suatu penelitian tentang penyakit baru
5)      Membantu dalam perawatan maupun operasi suatu penyakit pada pasien

b)      Dalam bidang pengetahuan
     Pengetahuan dalam kehidupan manusia sangat penting. Pengetahuan dapat berupa kejadian alam yang ada di sekitar kita maupun yang ada di jauh sana. Dengan adanya pengetahuan manusia dapat mengerti tentang bagaimana cara, darimana asalnya, dan apa yang menyebabkan sesuatu dapat terjadi sehingga menjadi suatu kejaidian alam. Dengan begitu manuisa dapat membuat eksperimen dan membuat penemuan – penemuan baru yang dapat membantu kerja manusia dalam kehidupan sehari – hari. Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan pada bidang pengetahuan antara lain :
1)        Membantu dalam suatu penelitian tentang penemuan yang baru
2)        Membantu dalam pembuatan alat – alat kerja
3)        Membantu dalam mengidentifikasi suatu kejadian alam
4)        Membantu dalam pemahaman tentang suatu kejadian
5)        Membantu dalam penyampaian informasi kepada masayarakat

c)      Dalam bidang perekonomian
     Perekonomian dalam kehidupan manusia sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena dalam kehidupan sehari – hari manusia melakukan pekerjaan untuk memenuhi perekonomian mereka agar cukup untuk bertahan hidup. Perekonomian juga sangat berpengaruh pada sebuah negara, sebuah negara dikatakan maju atau berkembang salah satu indikatornya adalah dapat diketahuai melalui perekonomian warga negaranya. Dengan adanya keterampilan dalam ilmu pengetahuan membuat perekonomian yang dikelola di dunia ini menggunakan alat – alat yang canggih, sehingga dapat meringankan dalam perhitungannya.  Manfaat dari keterampilan dalam ilmu pengetahuan antara lain :
1)      Membantu dalam penghitungan uang
2)      Membantu dalam pembayaran pada penjualan jarak jauh
3)      Membantu dalam pengiriman uang pada jarak dekat mupun jauh
4)      Membantu dalam perhitungan perekonomian

                            





















BAB III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Keterampilan dalam Ilmu Pengetahuan adalah kemampuan menggunakan akal, dan fikiran untuk menciptakan,  menguji dan membuktikan sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang sudah ada ataupun yang belum ada.
Ø  Dalam mengasah keterampilan, kita juga perlu memahami metode-metode yang digunakan, yaitu :
1.      Metode ilmiah
2.      Metode abduksi
3.      Metode Deduksi dalam SAINS
4.      Metode Induksi dalam SAINS
5.      Metode Statistika dalam SAINS
Ø  Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Ø  Metode abduksi adalah merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu proposisi mengenai suatu hukum, proposisi mengenai suatu kasus, dan proposisi mengenai hasil atau kesimpulannya
Ø  Metode induksi menghadapkan kita pada persoalan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari fakta yang bersifat khusus
Ø  Statistika memungkinkan kita menarik kesimpulan dengan lebih seksama terutama dalam metode induksi, terutama metode yang membutuhkan perlakuan empiris
Ø  Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
Ø  Manfaat dari ketrampilan dalam ilmu pengetahuan meliputi bidang kesehatan, pengetahuan dan perekonomian.


3.2    Kritik dan Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar SAINSBapak Drs. Parno, M.Si yang telah memberi bimbingan kepada kita.



























DAFTAR PUSTAKA

Suyudi, Agus.2003.Dasar-Dasar Sains.Malang: Universitas Negeri Malang
Wonoraharjo, Surjani.2011.Dasar-Dasar Sains.Jakarta: Indeks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar