20.16

EKOLOGI



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan teknologi dan lingkungan. Biologi meruapakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari mahluk hidup. Sehingga dapat diartikan objek kajian utama biologi adalah mahluk hidup. Sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, biologi telah mengalami berbagai spesifikasi cabang ilmu seperti zoology, mikrobiologi, cardiologi, pulmologi, parasitologi, ekologi, dan etiologi. Semua cabang ilmu biologi tersebut memiliki keterkaitan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah ilmu ekologi yang banyak memberikan perkembangan pada biologi lingkungan.
Ekologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari keterkaitan mahluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak dicetuskannya pertama kali oleh Hipocratus dan Aristoteles. Pada dasarnya ekologi merrupakan ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan peradaban manusia.
Selain ekologi, cabang ilmu etiologi juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya. Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat suatu makalah sebagai tugas mata kuliah biologi umum yang berkaitan dengan perkembangan ilmu ekologi dan etiologi yang berjudul “Ekologi dan Etiologi”.






1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1.      Bagaimana awal sejarah mengenai ekologi?
2.      Apa yang dimaksud dengan ekologi?
3.      Ada berapa pembagian ekologi?
4.      Apa saja ruang lingkup kajian ekologi?
5.      Apa saja pola interaksi dalam ekosistem?
6.      Apa yang dimaksud dengan etologi?
7.      Apa saja faktor penyebab perilaku hewan?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang dicapai dalam makalah ini adalah:
1.      Mengetahui awal sejarah mengenai ekologi.
2.      Mengetahui pengertian ekologi.
3.      Mengetahui pembagian ekologi.
4.      Mengetahui ruang lingkup kajian ekologi.
5.      Mengetahui pola interaksi dalam ekosistem.
6.      Mengetahui pengertian etologi.
7.      Mengetahui penyebab perilaku hewan.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 EKOLOGI
2.1.1 Sejarah Tentang Ekologi
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur sepanjang sejarah. Namun sejarah berkembangnya ekologi kurang begitu jelas. Catatan Hipocratus, aristoteles, dan filsof lainnya merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi. Walaupun pada waktu itu belum diberikan nama ekologi. Dimulai pada abad ke-16 dan ke-17 yang timbul dari natural history dan kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik dan objektif mengenai hubungan organismedan lingkungan yaitu “Ekologi”. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seoranh ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834- 1919) pada tahun 1860.
                 Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada dewasa ini semua orang semakin wajib mengetahui ekologi, sehingga ilmu ini menjadi bintang diantara cabang ilmu, dimana selama ini hamya menjadi penunjang. Prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak. Tidak satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Apalagi sejak timbulnya gerakan kesadaran lingkungan diseluruh dunia mulai tahun 1968, dituntutnya kesadaran lingkungan bagi setiap orang antara lain tentang penghematan sumber daya, penghematan energi, masalah pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan lain sebagainya.           Jelasnya, adanya masalah globalisasi lingkungan akan mengakibatkan perhatian semakin mendalam kepada ekologi.
2.1.2 Pengertian Ekologi
Ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubumgan antara tumbuhan, binatang manusia dengan lingkungannya dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi berasal dari bahas yunani “oikos” yang artinya rumah atau tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi dialam dengan tidak melakukan percobaan.
Menurut Odum dan Cox (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan/kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekelogi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Pada dasarnya ekologi merrupakan ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan peradaban manusia. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
·         Bagaimana alam bekerja
·         Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
·         Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu untuk dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan
·         Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi
·         Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya
·         Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat terhadap manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak 1972, dimana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, pengginaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lain sebagainya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.

2.1.3 Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi :
·         Autekologi
Membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
·         Sinokologi
Membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama sebagai satuan.
Bila diadakan studi mengenai hubungan suatu jenis pohon tersebut terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan dimana jenis pohon itu tunbuh pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi ini sangat berguna dalam penelitian. Dimana seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
2.1.4 Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Ekologi memiliki kajian yang sangat luas, mencakup beberapa tingkat dari organisasi biologi dan individu sampai ekosistem. Adapun ruang lingkup kajian ekologi antara lain sebagai berikut:
·         Individu
Organisme tunggal atau satu kesatuan yang tidak bisa dibagi. Contoh seekor tikus, seorang manusia, sebatang pohon jambu, dan sebagainya.


·         Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus (rakyat/ penduduk). Didalam pelajaran ekologi yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan Purwakarta Jawa Barat. Jadi populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, yang memiliki berbagai ciri atua sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu didalam kelompok itu. Populasi memiliki sifat yaitu kerapatan/ kepadatan, natalitas/ angka kelahiran, mortalitas/ angka kematian, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi, betuk pertumbuhan dan perkembangan, serta mempunyai sifat yang secara langsung berhubunga dengan ekologinya yaitu  beradaptasi, keserasian reproduktif, ketahanan yakni probabilitas meninggalkan keturunannya selama jangka waktu yang panjang.
·         Komunitas
Secara genetika individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempatdan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang nersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas. Komunitas juga dapat dikatakan sekoelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini sering disebut komunitas biotik.
Dialam ini terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu:
ü  Komunitas akuatik yaitu komunitas yang hidup di laut, danau, sungai, parit atau kolam.
ü  Komunitas terestrial yaitu sekelompok organisme yang terdapat di pekarangan, padang rumput, padang pasir, halaman rumah, kebun raya dan lain sebagainya.
ü   
·         Ekosistem
Di alam tedapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannyayang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain yang terdapat dalam suatu sistem. Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut dengan biotik, dari asal kata bi berarti hidup. Lingkungan yang tidak hidup dinamakan a dan bi yang artinya tidak hidup. Didalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu aliran energi dan daur materi atau yang disebut juga sebagai daur mineral. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan (yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup). Sistem tersebut disebut ekosistem.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya diman terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga mencakup segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama diteruskan kekonsumen tingkat kedua dan seterusnya ke konsumen-konsumen lainnya melalui jaring-jaring makanan.
Didalam ekositem setiap spesies mempunyai relung ekologi yang khas. Setiap spesies juga hidup ditempat dengan faktor lingkungan yang khas yaitu disuatu habitat tertentu. Ekosistem seperti halnya dengan komunitas yang tidak mempunyai batas-batas ruang dan waktu. Sepert halnya komunitas ekosistem dapat dibedakan menjadi :
ü  Ekosistem darat
ü  Ekosistem laut
ü  Ekosistem pantai
ü  Ekosistem estuary (muara)
ü  Ekosistem air tawar  





·         Bioma
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Macam-macam bioma :
ü  Bioma tundra
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah tanpa pohon. Terdapat di wilayah bumi sebelah utara dan terdapat dipuncak gunung yang tinggi. Iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang dan terang terus menerus serta memiliki curah hujan yang rendah.









Gb.1 Bioma Tundra
Bioma tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut, di antaranya hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju atau es, memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang dikarenakan gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 derajat LU/LS, usia tumbuh tanaman juga sangat pendek, hanya berkisar antara 30-120 hari (1-4 bulan) saja. Sedangkan vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya seperti lumut kerak, rumput teki, dan semak-semak pendek. Rumput teki, rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra) biasa ditemukan di daerah berawa. Sementara untuk semak salik dan bentula biasanya tumbuh di daerah cekungan yang basah seperti Greenland. Untuk daerah yang kering, lumut, teki-tekian, ericeceae, serta beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar biasanya tumbuh dengan liar. Kerak, lumut, alga biasanya terdapat di lereng-lereng batu. Fauna yang terdapat di bioma tundra kebanyakan memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal agar menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Hal ini dikarenakan iklim es abadi dan iklim tundra yang terjadi di daerah tundra. Fauna tersebut contohnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub. Selain mamalia berkaki empat, muskox, bioma tundra juga mempunyai fauna khas seperti penguin. Sedangkan untuk yang hidup di air, seperti paus putih dan paus bertanduk. Burung-burung yang terdapat di sana adalah itik, angsa, burung elang, dan burung hantu.
ü  Bioma taiga/ hutan konifer
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak  dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan padamusim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi.
Ciri-ciri taiga yaitu mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat yaitu berlangsung selama 1-3 bulan. Kemudian selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah. Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.
Pohon-pohon di daerah taiga mempunyai daun yang terbentuk seperti jarum dan mempunyai zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, jumper, dan spruce.  Kondisi tersebut menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah taiga.






Gb.2 BiomaTaiga

ü  Bioma padang gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumiadalah berbentuk gurun.
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut ergdan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.









Gb.3 Bioma Padang Gurun
ü  Bioma padang rumput
Sebuah padang rumput  merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak berkayu.












Gb.4. Bioma Padang Rumput
ü  Bioma hutan gugur
Tumbuhan peluruh atau tumbuhan gugur merupakan sebutan bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat mendominasi suatu vegetasi (penutup permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan peluruh atau hutan gugur.
Di daerah beriklim sedang, seperti di Eropa bagian Tengah, tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur (nama musim ini diambil dari ciri khas hutan-hutan demikian), di saat suhu udara rata-rata menurun. Perubahan warna daun akibat perombakan klorofilterjadi hampir serentak sehingga warna hutan menjadi kuning, merah, atau coklat akibat warna dedaunan yang mengering. Suhu yang meningkat di penghujung musim dingin akan memicu munculnya daun-daun baru, seringkali diawali dengan bermunculannya bunga terlebih dahulu.
Di daerah tropika dengan musim kering yang jelas, pepohonan menggugurkan daunnya di saat curah hujan berkurang. Pengguguran ini dapat sebagian maupun seluruhnya. Jati, misalnya, akan menggugurkan semua daunnya. Pengguguran daun akan mengurangi transpirasi di musim kemarau dan dianggap sebagai mekanisme penghematan energi.














Gb.5. Bioma Hutan Gugur
ü  Bioma hutan hujan tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah,  Meksiko  dan  Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebuttropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia.  Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini. Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.
Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).  Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanahaircahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini.
Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliadlumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.










Gb.6 Bioma Hutan Hujan Tropis
·         Biosfer
Biosfer berarti tempat kehidupan. Tempat hidup bagi makhluk hidup seperti jamur yang tumbuh dikayu-kayuan yang sudah mati, kupu-kupu yang berterbangan dipadang rumput serta manusia yang hidup diplanet bumi dinamakan biosfer. Biosfer juga dikatakan alam atau dunia kehidupan yang terdiri dari semua jasad hidup, air, udara, tanah, dan materi yang mengelilingi dan merupakan suatu lapisan yang agak tipis dipermukaan bumi. Biosfer juga sebagai suatu sistem hubungan jasad hidup serta materi dan energi yang mengelilinginya dan manusia merupakan sebagian dari sistem itu. Dalam ekologi semua itu harus dipelajari yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

2.1.5 Pola-Pola Interaksi dalam Ekosistem
Pola-pola interkasi dalam ekosistem dapat dibagi menjadi :
1.      Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energy dari sumbernya melalui sederetan organism melalui mekanisme makan dan dimakan. Dalam rantai makanan, organism autotrof (sebagai mata rantai I) dimakan oleh hewan herbivora (konsumen tingkat I). Konsumen tingkat I dimakan oleh hewan karnivora (konsumen tingkat III), demikian seterusnya sampai terakhir. Organisme yang mati akan dirombak oleh organism pengurai atau decomposer menjadi senyawa sederhana yang akan kembali ke tanah dan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian, proses dekomposisi menjadi suatu proses yang vital karena membuat siklus unsure hara dapat berlangsung terus menerus. Kumpulan beberapa rantai makanan membentuk suatu sistem yang kompleks yang disebut jarring-jaring makanan.


2.      Piramida Ekologi
Organisme yang terlibat dalam rantai makanan membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan organism dengan sumber makanan tertentu. Struktur trofik pada ekosistem disajikan dalam bentuk piramida ekologi :







Piramida ekologi dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a.       Piramida Cacah (Jumlah)
Penetuan tingkat trofik pada piramida cacah berdasarkan pada perhitungan jumlah individu tiap satuan luas (per m2). Piramida ini pertama kali dikenalkan oleh Elton pada tahun 1927. Piramida cacah umumnya berbentuk menyempit ke atas, tetapi dapat pula terjadi piramida terbalik.
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

Konsumen III


                                                                                                      3 ekor elang/m2
                                                                                                      100 ekor ular/m2

                                                                                                      9.000 ekor tikus/m2

                                                                                                      100.000 tumbuhan/m2
Piramida cacah pada gambar dalam suatu ekosistem menunjukkan bahwa sejumlah produsen akan dimakan konsumen primer, kemudian konsumen primer akan dimakan konsumen skunder, dan setrusnya. Dengan demikian terjadi aliran energy dari produsen è konusmen primer è konsumen skunder è konsumen tersier è dan seterusnya.
Selain itu, juga terlihat bahwa organism pada tingkat trofik pertama jumlahnya paling banyak, sedangkan organism di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya semakin berkurang. Dapat disimpulkan, bahwa dalam komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak dari pada jumlah hewan herbicora. Demikian juga, jumlah hewan herbivora juga lebih banyak daripada jumlah hewan karnivora. 
b.      Piramida Biomassa
Penentuan tiap tingkatan trofik pada piramida biomassa didasarkan pada pengukuran massa individu dalam gram berat kering per m2. Piramida biomassa umumnya berbentuk menyempit dari dasar ke puncak.
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

1000 g/m2

100 g/m2

10 g/m2

 





Biomassa adalah ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa pada tiap tingkat trofik, terlebih dahulu dicari rata-rata berat organism pada tiap tingkat trofik, kemudian jumlah organism pada tiap tingkat trofik diperkirakan. Pengukuran biomassa dipengaruhi oleh factor iklim. Suatu spesies mencapai biomassa paling tinggi pada waktu yang berlainan selama satu tahun. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa organism di habitat tertentu dan diukur dalam gram.
c.       Piramida Energi
Piramida energy mampu memberikan gambaran yang akurat tentang kecepatan aliran energy dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik suksesif. Penentuan tingkta trofik pada piramida energy didasarkan pada energy yang dapat dikeluarkan oleh individu yang dinyatakan dalam kkal/m2/hari. Piramida energy selalu berbentuk menyempit ke atas.   
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

1000 kkal/m2/hari

100 kkal/m2/hari

10 kkal/m2/hari

 





Pada piramida energy terjadi penurunan sejumlah energy secara berturut-turut yang tersedia di setiap tingkat trofik karena hal-hal berikut :
       Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya. Beberapa makanan yang dimakan tidak  bisa dicerna sehingga hanya sebagian yang digunakan sebagai sumber energydan sebagian makanan dikeluarkan sebagai sampah.
3.      Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia adalah siklus unsure atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotic dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsure-unsur tersebut tidak hanya melalui orgaisme tetapi juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut meliputi :
ü  Siklus Air
Siklus air terjadi karena adanya pemanasan air oleh sinar matahri secara terus menerus. Air tersebut berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, atau kabut.
ü  Siklus Karbon
Pada atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut akan digunakan mahluk hidup untuk bernafas. Hewan dan tumbuhan yang mati akan membentuk batur bara di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar yang juga dapat menambah kadar CO2 di udara.
Pada ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3) yang akan terurai menjadi ion karbonat. Ion karbonat merupakan sumber karbon bagi algae yang mampu melakukan fotosintesis. Sebaliknya, saat organisme bernafas, CO2 yang mereka keluarkan akan berikatan dengan molekul air membentuk asam karbonat. Asam karbonat dapat terionisasi menjadi ion bikarbonat (HCO3-). Ion bikarbonat dalam air seimbang dengan jumlah CO2 di air.
ü  Siklus Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 80% di udara. Nitrogen bebas dapat difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbeintil akar (Leguminoceae) dan beberapa algae. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk ammonia (HN3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Beberapa bakteri yang dapat menfiksasi nitrogen terdapat pada bintil akar Leguminoceae dan akar tumbuhan Marsiella crenata. Selain itu, terdapat beberapa jenis bakteri yang dapat mengikat nitrogen secara langsungyaitu Azotobacter sp dan Clostridium sp, dari golongam gangang juga mampu menfiksasi nitrogen bebas seperti Anabaena sp dan Nostoc sp.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk ammonia. Amonia diperoleh dari jaringan yang telah mati dan diuraikan oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) sehingga menghasilkan ion nitrit. Ion nitrit ini kemudian dirombak oleh bakteri nitrat menjadi ion nitrat. Proses ini disebut nitrifikasi yang akan diserap oleh akar tumbuhan . Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, nitrat diubah menjadi ammonia kembali. Amonia kemudian diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
ü  Siklus Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan. Hal ini karena semua mahluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP. ATP sebagai sumber energy untuk metabolisme sel. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organic (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang telah mati akan diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganic. Fsofat anorganic yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan menegndap membentuk sedimen laut. Oleh akrena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu fosil terkikis membentuk fosfat anorganik yang terlarut dalam air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian diserap oleh akar tumbuhan lagi. Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui feses. Demikianlah siklus ini berulang terus menerus.
ü  Siklus Sulfur
Sulfur terdapat di alam dalam bentuk sulfat organic. Sulfat direduksi oleh bakteri menjadi sulfide dan kadang-kadang dalam bentuk sulfur oksida atau hydrogen sulfida (H2S). Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, kemudian semua mahluk hidup mati akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfaur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk H2S. H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob, mislanya Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof dan Thiobacillus.
4.      Aliran Energi
Aliran enrgi dan materi dapat terjadi apabila ada persitiwa makan dan dimakan antara komponen biotic dalam suatu ekosietem. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya perpindahan materi dan energy dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain yang disebut aliran materi dan energy.











Sumber energy utama semua kehidupan di bumi adalah energy matahari. Namun, hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energy matahri tersebut untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk yang satu kebentuk yang lain. Berdasarkan hal tersebut maka energy matahari yang telah digunakan oleh mahluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi tetapi akan lepas kea lam bebas karena persitiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa perpindahan energy dalam ekosistem disebut aliran energy. Oleh karena petpindahan energy hanya satu arah saja, pada energy tidak terdapat siklus energy.
Daur amteri merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi missal H2O dan CO2 yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energy cahaya matahari. Secara sederhana reaksinya sebagai berikut :

6H2O + 6CO2 èC6H12O6 + O2

Secara berurutan materi tersebut akan berpindah dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai proses akan kembali menjadi H2O dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organism lain, materi memiliki siklus misalnya siklus karbon.    

2.2 ETOLOGI
2.2.1. Pengertian Ekologi
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: θος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog.


2.2.2 Faktor Penyebab Perilaku Hewan
2.2.2.1 Perilaku sebagai Akibat dari Pengaruh Genetis dan Faktor Lingkungan
                          Bagaimana seseorang dapat bermain piano dengan baik? Hal ini dapat saja terjadi karena baiknya koordinasi jari dan kemampuan memainkan instrumen tersebut. Tetapi pertanyaan yang kemudian muncul adalah kemampuan tersebut diturunkan atau cukup dipelajari dan dilatih?
 Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang didapat yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu karena faktor genetis dan faktor lingkungan (proses belajar). Sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
ü  Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada didalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis.
ü  Insting
Insting adalah perilaku “innate” klasik yang sulit dijelaskan, walaupun demikian, terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memeiliki beberapa insting dasar
ü  Pola aksi tetap (FAP= Fixed Action Paterns)
FAP adalah suatu perilaku stereoptik yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut anak burung tersebut. Contoh lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku ini telah diprogramkan sebelumnya, dengan kata lain tidak diperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu belajar memberikan makanan kepada anaknya yang baru menetas, anak bebek itu tidak perlu belajar berenang. Contoh lainnya seperti ritual perkawinan, dan mempertontonkan keindahan (kejantanan) untuk menguasai suatu area (teritori).

2.2.2.2 Perilaku Akibat Proses Belajar
 Proses belajar sering kali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dan adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku dipengaruhi faktor genetik, sehingga organisme (hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan ari suatu spesies karena mampu berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.
Ø  Kisaran Belajar dari yang Sederhana Hingga Kompleks
Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman. Adapun tipe belajar yang menghasilkan jenis-jenis perilaku adalah sebagai berikut :
ü  Hibituasi
Hibituasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secara berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Hibituasi ini akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh kebelakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akan tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukul perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respon kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waku termodifikasi karena belajar.

ü  Imprinting
Imprinting adalah syatu pengenalan terhadap suatu obyek seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu obyek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut menganggap anda atau obyek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun, anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa  objek atau anda adalah indukya. Contoh tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah nobel karena kajia tersebut.
Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada mahluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada sarngnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan dibelakangnya.
ü  Asosiasi
Asosiasai perilaku yang disebabkan oleh suatau hasil dari suatu respon terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab perilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Perilaku ini dibagi menjadi :
v  Perilaku asosiatif atau pengkondisian klasik (classical conditioning)
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing. Bila bel berbunyi, anjning tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya anjing tersebut akan mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama anjning tersebut tetap mengeluarkan saliva. 
v  Pengkondisian operant (operant conditioning)
Perilaku ini lebih merupakan hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau tryal and eror. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif, maka individu tersebut akan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendapatkan makanan. Perilaku ini sering dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuatan tersebut dapat membahayakan dirinya.
ü  Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipe;ajarai pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatau periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing, dan serigala kelihatannya belajar dasar-dasar taktik berburu dengan mengamati dan meniruka induknya. Pada beberapa kasus, faktor genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peranna penting
ü  Inovasi
Inovasi adalah suatu kemampuan untuk merespon sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan). Periaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjekdari inovasi adalah penyelesain masalah sehingga tipe perilku ini sering pula disebut problem solving.

2.2.2.3 Perilaku Merupakan Refleksi Evolusi
Dari penjelasan sebelum ini, dapat dikatakan bahwa perilaku adalah adapatsai evolusi yang menyebakan terjadinya suatu peningkatan kelulusan kehidupan dan kesuksesan reproduksi serta kebugaran. Walaupun demikian, perilaku juga merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap lingkungan dengan cara seleksi alam. Pada bagian berikut, kita akan membahas peran ekologi dari suatu perilaku hewan sehingga dapat hidup sukses di lingkungan.


ü  Ritme Biologi
Banyak jenis mamalia hewan seperti kelelawar, harimau, dan bangsa kucing kurang aktif pada siang hari dan makan saat malam hari. Akan tetapi, banyak jenis burung yang tidur pada malam hari dan sebaliknya. Pola hidup yang berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur atau bangun pada mahluk hidup disebut ritme sikardian. Pada tanaman dan mahluk hidup lainnya, ritme biologi disebut juga dengan jam biologi. Penyebab eksternal, khususnya siklus cahaya dapat mengatur waktu, membuat tubuh memiliki koordinasi ritme dengan tetap. Selain faktor lamnya organisme dibedakan pada periode gelap-terang tertentu, suhu juga berperan dalam ritme biologi. Kepentingan mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk serta faktor yang menyebakannya sudah banyak diteliti karena erat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan.
ü  Mekanisme Bergerak
Hewan dan tumbuhan atau organisme lain memiliki cara khusus saat melakukan pergerakan adapun pergerakan khusus itu antara lain sebagai berikut :
·         Kinetis, adalah suatu perubahan acak dalam kecepatan atau arah dari suatu organisme sebagai respon terhadap stimulus. Contoh : Berberapa kumbang aktif pada daerah kering dan kurang aktif di daerah lembab
·         Taksis, adalah berhubungan langsung sebagai akibat adanya stimulus, dapat kearah stimulus atau menjauhi stimulus. Contoh : larva lalat rumah akan bergerak menjauhi cahaya perilaku ini karena larva tersebut berlindung dari musuh alaminya
·         Pergerakan secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca atau musim, dan lebih khusus lagi perilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber makanan, daerah atau tempat untuk kawin dan lain-lain. Migrasi ini banyak terjadi pada beberapa jenis burung, ikan, kupu-kupu, dan mamalia lain.
ü  Komunikasi
Pada umumnya terjadi di antara sesama spesies. Pada hewan-hewan sosial komunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui koloninya. Komunikasi dapat terjadi melalui perantara senyawa kimia menggunakan feromon, yaitu senyawa kimia yang disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagi kehidupannya misalnya berkawin, agregasi, adanya bahaya dan lain-lain.
Selain itu, komunikasi terjadi secara visual. Hal ini banyak terjadi pada saat sesama spesies mengenali pasangan kawinnya atau saat mempertahankan daerah teritori. Komunikasi dengan suara sangat banyak dilakukan oleh hewan, misalnya untuk mengetahui daerah teritori, untuk mengenali sesama spesies, hingga untuk menginformasikan adanya bahaya.
ü  Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah segala macam dari interaksi antara sesama spesies yang melibatkan antara dua atau lebih individu organisme. Hal ini didasari adanya perilaku individu yang dilakukan karena perilaku individu itu sendiri dan perilaku dari kelompok. Perilaku sosial dapat pula terjadi karena interaksi anggota dari berlainan spesies. Adanya perilaku sosial sebagai akibat dari kompetisi sering terjadi dalam dunia hewan, misalnya untuk memperebutkan makanan.
ü  Agonistik
Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk tetap hidup. Perilaku agonistik pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkan kekuatan, dan lain-lain. seringkali terjadi pula pertikaian yang tidak mematikan, walaupun ada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi hingga adanya kematian.
Perilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan kawinnya. Banyak jenis burung jantan melakukan hal tersebut dengan mengeluarkan suara yang indah dan khusus, ada pula yang melakukan tarian dan mempertontonkan keindahan tubuhnya untuk menarik pasangannya.
ü  Teritori
Perilaku untuk mempertahankan daerah edar atau teritori merupakan suatu usaha organisme untuk mempertahankan adanya tempat sumber makanan, tempat untuk aktivitas reproduksi dan kesuksesan dalam memelihara anak atau keturunannya. Perilaku tersebut biasanya dipertahankan melalui berbagai cara komunikasi dan perilaku lainnya. Walaupun tidak semua spesies hewan memiliki ciri-ciri tersebut, dan tidak selalu seleksi alam dapat memberikan adanya daerah teritori yang tepat bagi suatu jenis hewan.
ü  Altruistik
Perilaku altruistik atau altruisme merupakan perilaku yang sering dikatakan sebagai perilaku non egois, perilaku ini banyak dilakukan oleh hewan-hewan yang berkoloni. Individu yang melakukan perilaku ini tidak mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya. Akan tetapi, perilaku ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknya, sehingga terjadi peningkatan kebugaran dari koloni tersebut.


























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nama ekologi dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834- 1919) pada tahun 1860. Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat.
Ekologi berasal dari bahas yunani “oikos” yang artinya rumah atau tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan pengertian ekologi secara terminologi yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup.
Ekologi dibagi menjadi dua yaitu sinekologi dan autekologi. Ruang lingkup kajian ekologi meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Pola interaksi dalam suatu ekosistem meliputi rantai makanan dan jaring-jaring makanan, piramida ekologi serta siklus biogeokimia.
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: θος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Perilaku hewan disebabkan oleh tiga faktor yaitu pengaruh genetis dan faktor lingkungan, prilaku akibat proses belajar serta perilaku akibat refleksi evolusi.
3.2 Saran
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya. Manusia sebagai bagian dari satu kesatuan ekologi harus selalu menjaga lingkungan tempat hidup kita.







DAFTAR PUSTAKA

·         Lestari, Sri. 2008. Diktat Biologi Ekologi. FMIPA UNS.
·         http://kongkoh.blogspot.com/2010/01/teori-teori-etologi.html (diakses tanggal 21 Nopember 2013)
·         http://slideshare.net/fandyama/tugas -biologi( diakses tanggal 21 Nopember 2013 dipostkan oleh Muhammad Natsir)
·         http://wikipedia.org/wiki/bioma ( diakses tanggal 21 Nopember 2013)


Kamis, 16 Januari 2014

EKOLOGI



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan teknologi dan lingkungan. Biologi meruapakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari mahluk hidup. Sehingga dapat diartikan objek kajian utama biologi adalah mahluk hidup. Sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, biologi telah mengalami berbagai spesifikasi cabang ilmu seperti zoology, mikrobiologi, cardiologi, pulmologi, parasitologi, ekologi, dan etiologi. Semua cabang ilmu biologi tersebut memiliki keterkaitan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah ilmu ekologi yang banyak memberikan perkembangan pada biologi lingkungan.
Ekologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari keterkaitan mahluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak dicetuskannya pertama kali oleh Hipocratus dan Aristoteles. Pada dasarnya ekologi merrupakan ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan peradaban manusia.
Selain ekologi, cabang ilmu etiologi juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya. Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat suatu makalah sebagai tugas mata kuliah biologi umum yang berkaitan dengan perkembangan ilmu ekologi dan etiologi yang berjudul “Ekologi dan Etiologi”.






1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1.      Bagaimana awal sejarah mengenai ekologi?
2.      Apa yang dimaksud dengan ekologi?
3.      Ada berapa pembagian ekologi?
4.      Apa saja ruang lingkup kajian ekologi?
5.      Apa saja pola interaksi dalam ekosistem?
6.      Apa yang dimaksud dengan etologi?
7.      Apa saja faktor penyebab perilaku hewan?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang dicapai dalam makalah ini adalah:
1.      Mengetahui awal sejarah mengenai ekologi.
2.      Mengetahui pengertian ekologi.
3.      Mengetahui pembagian ekologi.
4.      Mengetahui ruang lingkup kajian ekologi.
5.      Mengetahui pola interaksi dalam ekosistem.
6.      Mengetahui pengertian etologi.
7.      Mengetahui penyebab perilaku hewan.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 EKOLOGI
2.1.1 Sejarah Tentang Ekologi
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur sepanjang sejarah. Namun sejarah berkembangnya ekologi kurang begitu jelas. Catatan Hipocratus, aristoteles, dan filsof lainnya merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi. Walaupun pada waktu itu belum diberikan nama ekologi. Dimulai pada abad ke-16 dan ke-17 yang timbul dari natural history dan kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik dan objektif mengenai hubungan organismedan lingkungan yaitu “Ekologi”. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seoranh ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834- 1919) pada tahun 1860.
                 Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada dewasa ini semua orang semakin wajib mengetahui ekologi, sehingga ilmu ini menjadi bintang diantara cabang ilmu, dimana selama ini hamya menjadi penunjang. Prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak. Tidak satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Apalagi sejak timbulnya gerakan kesadaran lingkungan diseluruh dunia mulai tahun 1968, dituntutnya kesadaran lingkungan bagi setiap orang antara lain tentang penghematan sumber daya, penghematan energi, masalah pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan lain sebagainya.           Jelasnya, adanya masalah globalisasi lingkungan akan mengakibatkan perhatian semakin mendalam kepada ekologi.
2.1.2 Pengertian Ekologi
Ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubumgan antara tumbuhan, binatang manusia dengan lingkungannya dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi berasal dari bahas yunani “oikos” yang artinya rumah atau tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi dialam dengan tidak melakukan percobaan.
Menurut Odum dan Cox (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan/kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekelogi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Pada dasarnya ekologi merrupakan ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan peradaban manusia. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
·         Bagaimana alam bekerja
·         Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
·         Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu untuk dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan
·         Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi
·         Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya
·         Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat terhadap manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak 1972, dimana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, pengginaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lain sebagainya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.

2.1.3 Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi :
·         Autekologi
Membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
·         Sinokologi
Membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama sebagai satuan.
Bila diadakan studi mengenai hubungan suatu jenis pohon tersebut terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan dimana jenis pohon itu tunbuh pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi ini sangat berguna dalam penelitian. Dimana seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
2.1.4 Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Ekologi memiliki kajian yang sangat luas, mencakup beberapa tingkat dari organisasi biologi dan individu sampai ekosistem. Adapun ruang lingkup kajian ekologi antara lain sebagai berikut:
·         Individu
Organisme tunggal atau satu kesatuan yang tidak bisa dibagi. Contoh seekor tikus, seorang manusia, sebatang pohon jambu, dan sebagainya.


·         Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus (rakyat/ penduduk). Didalam pelajaran ekologi yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan Purwakarta Jawa Barat. Jadi populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, yang memiliki berbagai ciri atua sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu didalam kelompok itu. Populasi memiliki sifat yaitu kerapatan/ kepadatan, natalitas/ angka kelahiran, mortalitas/ angka kematian, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi, betuk pertumbuhan dan perkembangan, serta mempunyai sifat yang secara langsung berhubunga dengan ekologinya yaitu  beradaptasi, keserasian reproduktif, ketahanan yakni probabilitas meninggalkan keturunannya selama jangka waktu yang panjang.
·         Komunitas
Secara genetika individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempatdan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang nersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas. Komunitas juga dapat dikatakan sekoelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini sering disebut komunitas biotik.
Dialam ini terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu:
ü  Komunitas akuatik yaitu komunitas yang hidup di laut, danau, sungai, parit atau kolam.
ü  Komunitas terestrial yaitu sekelompok organisme yang terdapat di pekarangan, padang rumput, padang pasir, halaman rumah, kebun raya dan lain sebagainya.
ü   
·         Ekosistem
Di alam tedapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannyayang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain yang terdapat dalam suatu sistem. Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut dengan biotik, dari asal kata bi berarti hidup. Lingkungan yang tidak hidup dinamakan a dan bi yang artinya tidak hidup. Didalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu aliran energi dan daur materi atau yang disebut juga sebagai daur mineral. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan (yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup). Sistem tersebut disebut ekosistem.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya diman terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga mencakup segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama diteruskan kekonsumen tingkat kedua dan seterusnya ke konsumen-konsumen lainnya melalui jaring-jaring makanan.
Didalam ekositem setiap spesies mempunyai relung ekologi yang khas. Setiap spesies juga hidup ditempat dengan faktor lingkungan yang khas yaitu disuatu habitat tertentu. Ekosistem seperti halnya dengan komunitas yang tidak mempunyai batas-batas ruang dan waktu. Sepert halnya komunitas ekosistem dapat dibedakan menjadi :
ü  Ekosistem darat
ü  Ekosistem laut
ü  Ekosistem pantai
ü  Ekosistem estuary (muara)
ü  Ekosistem air tawar  





·         Bioma
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Macam-macam bioma :
ü  Bioma tundra
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah tanpa pohon. Terdapat di wilayah bumi sebelah utara dan terdapat dipuncak gunung yang tinggi. Iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang dan terang terus menerus serta memiliki curah hujan yang rendah.









Gb.1 Bioma Tundra
Bioma tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut, di antaranya hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju atau es, memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang dikarenakan gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 derajat LU/LS, usia tumbuh tanaman juga sangat pendek, hanya berkisar antara 30-120 hari (1-4 bulan) saja. Sedangkan vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya seperti lumut kerak, rumput teki, dan semak-semak pendek. Rumput teki, rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra) biasa ditemukan di daerah berawa. Sementara untuk semak salik dan bentula biasanya tumbuh di daerah cekungan yang basah seperti Greenland. Untuk daerah yang kering, lumut, teki-tekian, ericeceae, serta beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar biasanya tumbuh dengan liar. Kerak, lumut, alga biasanya terdapat di lereng-lereng batu. Fauna yang terdapat di bioma tundra kebanyakan memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal agar menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Hal ini dikarenakan iklim es abadi dan iklim tundra yang terjadi di daerah tundra. Fauna tersebut contohnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub. Selain mamalia berkaki empat, muskox, bioma tundra juga mempunyai fauna khas seperti penguin. Sedangkan untuk yang hidup di air, seperti paus putih dan paus bertanduk. Burung-burung yang terdapat di sana adalah itik, angsa, burung elang, dan burung hantu.
ü  Bioma taiga/ hutan konifer
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak  dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan padamusim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi.
Ciri-ciri taiga yaitu mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat yaitu berlangsung selama 1-3 bulan. Kemudian selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah. Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.
Pohon-pohon di daerah taiga mempunyai daun yang terbentuk seperti jarum dan mempunyai zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, jumper, dan spruce.  Kondisi tersebut menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah taiga.






Gb.2 BiomaTaiga

ü  Bioma padang gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumiadalah berbentuk gurun.
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut ergdan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.









Gb.3 Bioma Padang Gurun
ü  Bioma padang rumput
Sebuah padang rumput  merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak berkayu.












Gb.4. Bioma Padang Rumput
ü  Bioma hutan gugur
Tumbuhan peluruh atau tumbuhan gugur merupakan sebutan bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat mendominasi suatu vegetasi (penutup permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan peluruh atau hutan gugur.
Di daerah beriklim sedang, seperti di Eropa bagian Tengah, tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur (nama musim ini diambil dari ciri khas hutan-hutan demikian), di saat suhu udara rata-rata menurun. Perubahan warna daun akibat perombakan klorofilterjadi hampir serentak sehingga warna hutan menjadi kuning, merah, atau coklat akibat warna dedaunan yang mengering. Suhu yang meningkat di penghujung musim dingin akan memicu munculnya daun-daun baru, seringkali diawali dengan bermunculannya bunga terlebih dahulu.
Di daerah tropika dengan musim kering yang jelas, pepohonan menggugurkan daunnya di saat curah hujan berkurang. Pengguguran ini dapat sebagian maupun seluruhnya. Jati, misalnya, akan menggugurkan semua daunnya. Pengguguran daun akan mengurangi transpirasi di musim kemarau dan dianggap sebagai mekanisme penghematan energi.














Gb.5. Bioma Hutan Gugur
ü  Bioma hutan hujan tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah,  Meksiko  dan  Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebuttropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia.  Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini. Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.
Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).  Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanahaircahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini.
Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliadlumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.










Gb.6 Bioma Hutan Hujan Tropis
·         Biosfer
Biosfer berarti tempat kehidupan. Tempat hidup bagi makhluk hidup seperti jamur yang tumbuh dikayu-kayuan yang sudah mati, kupu-kupu yang berterbangan dipadang rumput serta manusia yang hidup diplanet bumi dinamakan biosfer. Biosfer juga dikatakan alam atau dunia kehidupan yang terdiri dari semua jasad hidup, air, udara, tanah, dan materi yang mengelilingi dan merupakan suatu lapisan yang agak tipis dipermukaan bumi. Biosfer juga sebagai suatu sistem hubungan jasad hidup serta materi dan energi yang mengelilinginya dan manusia merupakan sebagian dari sistem itu. Dalam ekologi semua itu harus dipelajari yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

2.1.5 Pola-Pola Interaksi dalam Ekosistem
Pola-pola interkasi dalam ekosistem dapat dibagi menjadi :
1.      Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energy dari sumbernya melalui sederetan organism melalui mekanisme makan dan dimakan. Dalam rantai makanan, organism autotrof (sebagai mata rantai I) dimakan oleh hewan herbivora (konsumen tingkat I). Konsumen tingkat I dimakan oleh hewan karnivora (konsumen tingkat III), demikian seterusnya sampai terakhir. Organisme yang mati akan dirombak oleh organism pengurai atau decomposer menjadi senyawa sederhana yang akan kembali ke tanah dan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian, proses dekomposisi menjadi suatu proses yang vital karena membuat siklus unsure hara dapat berlangsung terus menerus. Kumpulan beberapa rantai makanan membentuk suatu sistem yang kompleks yang disebut jarring-jaring makanan.


2.      Piramida Ekologi
Organisme yang terlibat dalam rantai makanan membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan organism dengan sumber makanan tertentu. Struktur trofik pada ekosistem disajikan dalam bentuk piramida ekologi :







Piramida ekologi dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a.       Piramida Cacah (Jumlah)
Penetuan tingkat trofik pada piramida cacah berdasarkan pada perhitungan jumlah individu tiap satuan luas (per m2). Piramida ini pertama kali dikenalkan oleh Elton pada tahun 1927. Piramida cacah umumnya berbentuk menyempit ke atas, tetapi dapat pula terjadi piramida terbalik.
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

Konsumen III


                                                                                                      3 ekor elang/m2
                                                                                                      100 ekor ular/m2

                                                                                                      9.000 ekor tikus/m2

                                                                                                      100.000 tumbuhan/m2
Piramida cacah pada gambar dalam suatu ekosistem menunjukkan bahwa sejumlah produsen akan dimakan konsumen primer, kemudian konsumen primer akan dimakan konsumen skunder, dan setrusnya. Dengan demikian terjadi aliran energy dari produsen è konusmen primer è konsumen skunder è konsumen tersier è dan seterusnya.
Selain itu, juga terlihat bahwa organism pada tingkat trofik pertama jumlahnya paling banyak, sedangkan organism di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya semakin berkurang. Dapat disimpulkan, bahwa dalam komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak dari pada jumlah hewan herbicora. Demikian juga, jumlah hewan herbivora juga lebih banyak daripada jumlah hewan karnivora. 
b.      Piramida Biomassa
Penentuan tiap tingkatan trofik pada piramida biomassa didasarkan pada pengukuran massa individu dalam gram berat kering per m2. Piramida biomassa umumnya berbentuk menyempit dari dasar ke puncak.
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

1000 g/m2

100 g/m2

10 g/m2

 





Biomassa adalah ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa pada tiap tingkat trofik, terlebih dahulu dicari rata-rata berat organism pada tiap tingkat trofik, kemudian jumlah organism pada tiap tingkat trofik diperkirakan. Pengukuran biomassa dipengaruhi oleh factor iklim. Suatu spesies mencapai biomassa paling tinggi pada waktu yang berlainan selama satu tahun. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa organism di habitat tertentu dan diukur dalam gram.
c.       Piramida Energi
Piramida energy mampu memberikan gambaran yang akurat tentang kecepatan aliran energy dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik suksesif. Penentuan tingkta trofik pada piramida energy didasarkan pada energy yang dapat dikeluarkan oleh individu yang dinyatakan dalam kkal/m2/hari. Piramida energy selalu berbentuk menyempit ke atas.   
Produsen
Konsumen I

Konsumen II

1000 kkal/m2/hari

100 kkal/m2/hari

10 kkal/m2/hari

 





Pada piramida energy terjadi penurunan sejumlah energy secara berturut-turut yang tersedia di setiap tingkat trofik karena hal-hal berikut :
       Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya. Beberapa makanan yang dimakan tidak  bisa dicerna sehingga hanya sebagian yang digunakan sebagai sumber energydan sebagian makanan dikeluarkan sebagai sampah.
3.      Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia adalah siklus unsure atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotic dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsure-unsur tersebut tidak hanya melalui orgaisme tetapi juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut meliputi :
ü  Siklus Air
Siklus air terjadi karena adanya pemanasan air oleh sinar matahri secara terus menerus. Air tersebut berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, atau kabut.
ü  Siklus Karbon
Pada atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut akan digunakan mahluk hidup untuk bernafas. Hewan dan tumbuhan yang mati akan membentuk batur bara di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar yang juga dapat menambah kadar CO2 di udara.
Pada ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3) yang akan terurai menjadi ion karbonat. Ion karbonat merupakan sumber karbon bagi algae yang mampu melakukan fotosintesis. Sebaliknya, saat organisme bernafas, CO2 yang mereka keluarkan akan berikatan dengan molekul air membentuk asam karbonat. Asam karbonat dapat terionisasi menjadi ion bikarbonat (HCO3-). Ion bikarbonat dalam air seimbang dengan jumlah CO2 di air.
ü  Siklus Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 80% di udara. Nitrogen bebas dapat difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbeintil akar (Leguminoceae) dan beberapa algae. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk ammonia (HN3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Beberapa bakteri yang dapat menfiksasi nitrogen terdapat pada bintil akar Leguminoceae dan akar tumbuhan Marsiella crenata. Selain itu, terdapat beberapa jenis bakteri yang dapat mengikat nitrogen secara langsungyaitu Azotobacter sp dan Clostridium sp, dari golongam gangang juga mampu menfiksasi nitrogen bebas seperti Anabaena sp dan Nostoc sp.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk ammonia. Amonia diperoleh dari jaringan yang telah mati dan diuraikan oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) sehingga menghasilkan ion nitrit. Ion nitrit ini kemudian dirombak oleh bakteri nitrat menjadi ion nitrat. Proses ini disebut nitrifikasi yang akan diserap oleh akar tumbuhan . Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, nitrat diubah menjadi ammonia kembali. Amonia kemudian diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
ü  Siklus Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan. Hal ini karena semua mahluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP. ATP sebagai sumber energy untuk metabolisme sel. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organic (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang telah mati akan diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganic. Fsofat anorganic yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan menegndap membentuk sedimen laut. Oleh akrena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu fosil terkikis membentuk fosfat anorganik yang terlarut dalam air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian diserap oleh akar tumbuhan lagi. Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui feses. Demikianlah siklus ini berulang terus menerus.
ü  Siklus Sulfur
Sulfur terdapat di alam dalam bentuk sulfat organic. Sulfat direduksi oleh bakteri menjadi sulfide dan kadang-kadang dalam bentuk sulfur oksida atau hydrogen sulfida (H2S). Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, kemudian semua mahluk hidup mati akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfaur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk H2S. H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob, mislanya Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof dan Thiobacillus.
4.      Aliran Energi
Aliran enrgi dan materi dapat terjadi apabila ada persitiwa makan dan dimakan antara komponen biotic dalam suatu ekosietem. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya perpindahan materi dan energy dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain yang disebut aliran materi dan energy.











Sumber energy utama semua kehidupan di bumi adalah energy matahari. Namun, hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energy matahri tersebut untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk yang satu kebentuk yang lain. Berdasarkan hal tersebut maka energy matahari yang telah digunakan oleh mahluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi tetapi akan lepas kea lam bebas karena persitiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa perpindahan energy dalam ekosistem disebut aliran energy. Oleh karena petpindahan energy hanya satu arah saja, pada energy tidak terdapat siklus energy.
Daur amteri merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi missal H2O dan CO2 yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energy cahaya matahari. Secara sederhana reaksinya sebagai berikut :

6H2O + 6CO2 èC6H12O6 + O2

Secara berurutan materi tersebut akan berpindah dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai proses akan kembali menjadi H2O dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organism lain, materi memiliki siklus misalnya siklus karbon.    

2.2 ETOLOGI
2.2.1. Pengertian Ekologi
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: θος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog.


2.2.2 Faktor Penyebab Perilaku Hewan
2.2.2.1 Perilaku sebagai Akibat dari Pengaruh Genetis dan Faktor Lingkungan
                          Bagaimana seseorang dapat bermain piano dengan baik? Hal ini dapat saja terjadi karena baiknya koordinasi jari dan kemampuan memainkan instrumen tersebut. Tetapi pertanyaan yang kemudian muncul adalah kemampuan tersebut diturunkan atau cukup dipelajari dan dilatih?
 Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang didapat yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu karena faktor genetis dan faktor lingkungan (proses belajar). Sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
ü  Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada didalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis.
ü  Insting
Insting adalah perilaku “innate” klasik yang sulit dijelaskan, walaupun demikian, terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memeiliki beberapa insting dasar
ü  Pola aksi tetap (FAP= Fixed Action Paterns)
FAP adalah suatu perilaku stereoptik yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut anak burung tersebut. Contoh lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku ini telah diprogramkan sebelumnya, dengan kata lain tidak diperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu belajar memberikan makanan kepada anaknya yang baru menetas, anak bebek itu tidak perlu belajar berenang. Contoh lainnya seperti ritual perkawinan, dan mempertontonkan keindahan (kejantanan) untuk menguasai suatu area (teritori).

2.2.2.2 Perilaku Akibat Proses Belajar
 Proses belajar sering kali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dan adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku dipengaruhi faktor genetik, sehingga organisme (hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan ari suatu spesies karena mampu berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.
Ø  Kisaran Belajar dari yang Sederhana Hingga Kompleks
Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman. Adapun tipe belajar yang menghasilkan jenis-jenis perilaku adalah sebagai berikut :
ü  Hibituasi
Hibituasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secara berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Hibituasi ini akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh kebelakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akan tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukul perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respon kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waku termodifikasi karena belajar.

ü  Imprinting
Imprinting adalah syatu pengenalan terhadap suatu obyek seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu obyek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut menganggap anda atau obyek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun, anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa  objek atau anda adalah indukya. Contoh tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah nobel karena kajia tersebut.
Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada mahluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada sarngnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan dibelakangnya.
ü  Asosiasi
Asosiasai perilaku yang disebabkan oleh suatau hasil dari suatu respon terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab perilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Perilaku ini dibagi menjadi :
v  Perilaku asosiatif atau pengkondisian klasik (classical conditioning)
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing. Bila bel berbunyi, anjning tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya anjing tersebut akan mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama anjning tersebut tetap mengeluarkan saliva. 
v  Pengkondisian operant (operant conditioning)
Perilaku ini lebih merupakan hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau tryal and eror. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif, maka individu tersebut akan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendapatkan makanan. Perilaku ini sering dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuatan tersebut dapat membahayakan dirinya.
ü  Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipe;ajarai pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatau periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing, dan serigala kelihatannya belajar dasar-dasar taktik berburu dengan mengamati dan meniruka induknya. Pada beberapa kasus, faktor genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peranna penting
ü  Inovasi
Inovasi adalah suatu kemampuan untuk merespon sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan). Periaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjekdari inovasi adalah penyelesain masalah sehingga tipe perilku ini sering pula disebut problem solving.

2.2.2.3 Perilaku Merupakan Refleksi Evolusi
Dari penjelasan sebelum ini, dapat dikatakan bahwa perilaku adalah adapatsai evolusi yang menyebakan terjadinya suatu peningkatan kelulusan kehidupan dan kesuksesan reproduksi serta kebugaran. Walaupun demikian, perilaku juga merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap lingkungan dengan cara seleksi alam. Pada bagian berikut, kita akan membahas peran ekologi dari suatu perilaku hewan sehingga dapat hidup sukses di lingkungan.


ü  Ritme Biologi
Banyak jenis mamalia hewan seperti kelelawar, harimau, dan bangsa kucing kurang aktif pada siang hari dan makan saat malam hari. Akan tetapi, banyak jenis burung yang tidur pada malam hari dan sebaliknya. Pola hidup yang berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur atau bangun pada mahluk hidup disebut ritme sikardian. Pada tanaman dan mahluk hidup lainnya, ritme biologi disebut juga dengan jam biologi. Penyebab eksternal, khususnya siklus cahaya dapat mengatur waktu, membuat tubuh memiliki koordinasi ritme dengan tetap. Selain faktor lamnya organisme dibedakan pada periode gelap-terang tertentu, suhu juga berperan dalam ritme biologi. Kepentingan mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk serta faktor yang menyebakannya sudah banyak diteliti karena erat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan.
ü  Mekanisme Bergerak
Hewan dan tumbuhan atau organisme lain memiliki cara khusus saat melakukan pergerakan adapun pergerakan khusus itu antara lain sebagai berikut :
·         Kinetis, adalah suatu perubahan acak dalam kecepatan atau arah dari suatu organisme sebagai respon terhadap stimulus. Contoh : Berberapa kumbang aktif pada daerah kering dan kurang aktif di daerah lembab
·         Taksis, adalah berhubungan langsung sebagai akibat adanya stimulus, dapat kearah stimulus atau menjauhi stimulus. Contoh : larva lalat rumah akan bergerak menjauhi cahaya perilaku ini karena larva tersebut berlindung dari musuh alaminya
·         Pergerakan secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca atau musim, dan lebih khusus lagi perilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber makanan, daerah atau tempat untuk kawin dan lain-lain. Migrasi ini banyak terjadi pada beberapa jenis burung, ikan, kupu-kupu, dan mamalia lain.
ü  Komunikasi
Pada umumnya terjadi di antara sesama spesies. Pada hewan-hewan sosial komunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui koloninya. Komunikasi dapat terjadi melalui perantara senyawa kimia menggunakan feromon, yaitu senyawa kimia yang disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagi kehidupannya misalnya berkawin, agregasi, adanya bahaya dan lain-lain.
Selain itu, komunikasi terjadi secara visual. Hal ini banyak terjadi pada saat sesama spesies mengenali pasangan kawinnya atau saat mempertahankan daerah teritori. Komunikasi dengan suara sangat banyak dilakukan oleh hewan, misalnya untuk mengetahui daerah teritori, untuk mengenali sesama spesies, hingga untuk menginformasikan adanya bahaya.
ü  Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah segala macam dari interaksi antara sesama spesies yang melibatkan antara dua atau lebih individu organisme. Hal ini didasari adanya perilaku individu yang dilakukan karena perilaku individu itu sendiri dan perilaku dari kelompok. Perilaku sosial dapat pula terjadi karena interaksi anggota dari berlainan spesies. Adanya perilaku sosial sebagai akibat dari kompetisi sering terjadi dalam dunia hewan, misalnya untuk memperebutkan makanan.
ü  Agonistik
Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk tetap hidup. Perilaku agonistik pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkan kekuatan, dan lain-lain. seringkali terjadi pula pertikaian yang tidak mematikan, walaupun ada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi hingga adanya kematian.
Perilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan kawinnya. Banyak jenis burung jantan melakukan hal tersebut dengan mengeluarkan suara yang indah dan khusus, ada pula yang melakukan tarian dan mempertontonkan keindahan tubuhnya untuk menarik pasangannya.
ü  Teritori
Perilaku untuk mempertahankan daerah edar atau teritori merupakan suatu usaha organisme untuk mempertahankan adanya tempat sumber makanan, tempat untuk aktivitas reproduksi dan kesuksesan dalam memelihara anak atau keturunannya. Perilaku tersebut biasanya dipertahankan melalui berbagai cara komunikasi dan perilaku lainnya. Walaupun tidak semua spesies hewan memiliki ciri-ciri tersebut, dan tidak selalu seleksi alam dapat memberikan adanya daerah teritori yang tepat bagi suatu jenis hewan.
ü  Altruistik
Perilaku altruistik atau altruisme merupakan perilaku yang sering dikatakan sebagai perilaku non egois, perilaku ini banyak dilakukan oleh hewan-hewan yang berkoloni. Individu yang melakukan perilaku ini tidak mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya. Akan tetapi, perilaku ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknya, sehingga terjadi peningkatan kebugaran dari koloni tersebut.


























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nama ekologi dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834- 1919) pada tahun 1860. Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat.
Ekologi berasal dari bahas yunani “oikos” yang artinya rumah atau tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan pengertian ekologi secara terminologi yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup.
Ekologi dibagi menjadi dua yaitu sinekologi dan autekologi. Ruang lingkup kajian ekologi meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Pola interaksi dalam suatu ekosistem meliputi rantai makanan dan jaring-jaring makanan, piramida ekologi serta siklus biogeokimia.
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: θος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Perilaku hewan disebabkan oleh tiga faktor yaitu pengaruh genetis dan faktor lingkungan, prilaku akibat proses belajar serta perilaku akibat refleksi evolusi.
3.2 Saran
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya. Manusia sebagai bagian dari satu kesatuan ekologi harus selalu menjaga lingkungan tempat hidup kita.







DAFTAR PUSTAKA

·         Lestari, Sri. 2008. Diktat Biologi Ekologi. FMIPA UNS.
·         http://kongkoh.blogspot.com/2010/01/teori-teori-etologi.html (diakses tanggal 21 Nopember 2013)
·         http://slideshare.net/fandyama/tugas -biologi( diakses tanggal 21 Nopember 2013 dipostkan oleh Muhammad Natsir)
·         http://wikipedia.org/wiki/bioma ( diakses tanggal 21 Nopember 2013)