BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam
perkembangan teknologi dan lingkungan. Biologi meruapakan sebuah ilmu
pengetahuan yang mempelajari mahluk hidup. Sehingga dapat diartikan objek
kajian utama biologi adalah mahluk hidup. Sama seperti ilmu pengetahuan
lainnya, biologi telah mengalami berbagai spesifikasi cabang ilmu seperti
zoology, mikrobiologi, cardiologi, pulmologi, parasitologi, ekologi, dan
etiologi. Semua cabang ilmu biologi tersebut memiliki keterkaitan dan memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya
adalah ilmu ekologi yang banyak memberikan perkembangan pada biologi
lingkungan.
Ekologi merupakan suatu
cabang ilmu biologi yang mempelajari keterkaitan mahluk hidup dengan
lingkungannya. Ekologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak
dicetuskannya pertama kali oleh Hipocratus dan Aristoteles. Pada
dasarnya ekologi merrupakan ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya.
Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan
dengan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan peradaban manusia.
Selain ekologi, cabang ilmu
etiologi juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoologi yang
mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme
serta faktor-faktor penyebabnya. Ilmu perilaku
hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan
pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu
tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
membuat suatu makalah sebagai tugas mata kuliah biologi umum yang berkaitan
dengan perkembangan ilmu ekologi dan etiologi yang berjudul “Ekologi dan
Etiologi”.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1.
Bagaimana
awal sejarah mengenai ekologi?
2.
Apa yang
dimaksud dengan ekologi?
3.
Ada
berapa pembagian ekologi?
4.
Apa saja
ruang lingkup kajian ekologi?
5.
Apa saja
pola interaksi dalam ekosistem?
6.
Apa yang
dimaksud dengan etologi?
7.
Apa saja
faktor penyebab perilaku hewan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang
dicapai dalam makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
awal sejarah mengenai ekologi.
2.
Mengetahui
pengertian ekologi.
3.
Mengetahui
pembagian ekologi.
4.
Mengetahui
ruang lingkup kajian ekologi.
5.
Mengetahui
pola interaksi dalam ekosistem.
6.
Mengetahui
pengertian etologi.
7.
Mengetahui
penyebab perilaku hewan.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 EKOLOGI
2.1.1 Sejarah Tentang Ekologi
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur
sepanjang sejarah. Namun sejarah berkembangnya ekologi kurang begitu jelas.
Catatan Hipocratus, aristoteles, dan filsof lainnya merupakan naskah-naskah
kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi. Walaupun pada waktu
itu belum diberikan nama ekologi. Dimulai pada abad ke-16 dan ke-17 yang timbul
dari natural history dan kemudian
berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik dan objektif mengenai
hubungan organismedan lingkungan yaitu “Ekologi”. Nama tersebut
baru dikemukakan oleh seoranh ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel
(1834- 1919) pada tahun 1860.
Sekitar tahun 1900, ekologi
diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia
sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu
peradaban manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada dewasa ini semua orang semakin
wajib mengetahui ekologi, sehingga ilmu ini menjadi bintang diantara cabang
ilmu, dimana selama ini hamya menjadi penunjang. Prinsip-prinsip ekologi dapat
menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan
yang lebih layak. Tidak satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi.
Apalagi sejak timbulnya gerakan kesadaran lingkungan diseluruh dunia mulai
tahun 1968, dituntutnya kesadaran lingkungan bagi setiap orang antara lain
tentang penghematan sumber daya, penghematan energi, masalah pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah dan lain sebagainya. Jelasnya, adanya
masalah globalisasi lingkungan akan mengakibatkan perhatian semakin mendalam
kepada ekologi.
2.1.2 Pengertian Ekologi
Ekologi merupakan salah satu cabang
biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap
jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubumgan antara tumbuhan, binatang manusia dengan
lingkungannya dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka
ada disitu. Ekologi berasal dari bahas yunani “oikos” yang artinya rumah atau
tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi
dialam dengan tidak melakukan percobaan.
Menurut Odum dan Cox (1971) ekologi
mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau
alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menunjukkan suatu
keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk
kerapatan/kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi),
energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekelogi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.
Pada dasarnya ekologi merrupakan ilmu
dasar yang tidak mempraktekkan sesuatunya. Ekologi adalah ilmu tempat
mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang
relevan dengan kehidupan peradaban manusia. Seseorang yang belajar ekologi
sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
·
Bagaimana
alam bekerja
·
Bagaimana
spesies beradaptasi dalam habitatnya
·
Apa yang
mereka perlukan dari habitatnya itu untuk dimanfaatkan guna melangsungkan
kehidupan
·
Bagaimana
mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi
·
Bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lainnya
·
Bagaimana
individu-individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang
mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari
seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dengan
komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat
terhadap manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan
kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia
sejak 1972, dimana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran,
daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, pengginaan
energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon
berlubang dan lain sebagainya telah memberikan efek yang mendalam atas teori
ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru baru dari biologi yang merupakan mata
rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara
ilmu alam dan ilmu sosial.
2.1.3 Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi :
·
Autekologi
Membahas
pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada
sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
·
Sinokologi
Membahas
pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama
sebagai satuan.
Bila diadakan studi mengenai hubungan
suatu jenis pohon tersebut terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat
autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan dimana jenis
pohon itu tunbuh pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi ini sangat berguna
dalam penelitian. Dimana seseorang yang akan melakukan penelitian dapat
memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan,
organisme-organisme atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang
bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
2.1.4
Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Ekologi memiliki kajian
yang sangat luas, mencakup beberapa tingkat dari organisasi biologi dan
individu sampai ekosistem. Adapun ruang lingkup kajian ekologi antara lain
sebagai berikut:
·
Individu
Organisme tunggal atau satu kesatuan yang tidak bisa
dibagi. Contoh seekor tikus, seorang manusia, sebatang pohon jambu, dan
sebagainya.
·
Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus (rakyat/ penduduk). Didalam
pelajaran ekologi yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang
sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu
yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya.
Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan Purwakarta Jawa
Barat. Jadi populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis
yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, yang memiliki berbagai
ciri atua sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak
merupakan milik individu didalam kelompok itu. Populasi memiliki sifat yaitu
kerapatan/ kepadatan, natalitas/ angka kelahiran, mortalitas/ angka kematian,
penyebaran umur, potensi biotik, dispersi, betuk pertumbuhan dan perkembangan,
serta mempunyai sifat yang secara langsung berhubunga dengan ekologinya
yaitu beradaptasi, keserasian
reproduktif, ketahanan yakni probabilitas meninggalkan keturunannya selama jangka
waktu yang panjang.
·
Komunitas
Secara genetika individu-individu adalah anggota dari
suatu populasi setempatdan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem.
Bagian terbesar ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang
nersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut
komunitas. Komunitas juga dapat dikatakan sekoelompok makhluk-makhluk hidup
dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Ringkasnya komunitas
adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang
hidup bersama ini sering disebut komunitas biotik.
Dialam ini terdapat bermacam-macam komunitas yang
secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu:
ü Komunitas akuatik yaitu komunitas yang hidup
di laut, danau, sungai, parit atau kolam.
ü Komunitas terestrial yaitu sekelompok
organisme yang terdapat di pekarangan, padang rumput, padang pasir, halaman
rumah, kebun raya dan lain sebagainya.
ü
·
Ekosistem
Di alam tedapat organisme hidup (makhluk
hidup) dengan lingkungannyayang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan
erat tak terpisahkan dan saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain yang
terdapat dalam suatu sistem. Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut dengan
biotik, dari asal kata bi berarti
hidup. Lingkungan yang tidak hidup dinamakan a dan bi yang artinya
tidak hidup. Didalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu aliran
energi dan daur materi atau yang disebut juga sebagai daur mineral. Aliran
energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan
(yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup). Sistem
tersebut disebut ekosistem.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi
yang lebih tinggi dari komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan
lingkungannya diman terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup
serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga mencakup segala macam
bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi
sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya
semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen
memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya diambil
dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama
diteruskan kekonsumen tingkat kedua dan seterusnya ke konsumen-konsumen lainnya
melalui jaring-jaring makanan.
Didalam ekositem setiap spesies
mempunyai relung ekologi yang khas. Setiap spesies juga hidup ditempat dengan
faktor lingkungan yang khas yaitu disuatu habitat tertentu. Ekosistem seperti
halnya dengan komunitas yang tidak mempunyai batas-batas ruang dan waktu. Sepert halnya komunitas ekosistem dapat dibedakan
menjadi :
ü Ekosistem darat
ü Ekosistem laut
ü Ekosistem pantai
ü Ekosistem estuary (muara)
ü Ekosistem air tawar
·
Bioma
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang
tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa
jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Macam-macam bioma :
ü Bioma tundra
Tundra adalah suatu area dimana
pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut
daerah tanpa pohon. Terdapat di wilayah bumi sebelah utara dan terdapat
dipuncak gunung yang tinggi. Iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta
gelap dan musim panas yang panjang dan terang terus menerus serta memiliki
curah hujan yang rendah.
Gb.1 Bioma Tundra
Bioma tundra memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, di antaranya hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju atau
es, memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang
dan terang dikarenakan gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 derajat
LU/LS, usia tumbuh tanaman juga sangat pendek, hanya berkisar antara 30-120
hari (1-4 bulan) saja. Sedangkan vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra
misalnya seperti lumut kerak, rumput teki, dan semak-semak pendek. Rumput teki,
rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra) biasa ditemukan di daerah
berawa. Sementara untuk semak salik dan bentula biasanya tumbuh di daerah
cekungan yang basah seperti Greenland. Untuk daerah yang kering, lumut,
teki-tekian, ericeceae, serta beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar
biasanya tumbuh dengan liar. Kerak, lumut, alga biasanya terdapat di
lereng-lereng batu. Fauna yang terdapat di bioma tundra kebanyakan memiliki
bulu dan lapisan lemak yang tebal agar menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Hal
ini dikarenakan iklim es abadi dan iklim tundra yang terjadi di daerah tundra.
Fauna tersebut contohnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu
elang, dan beruang kutub. Selain mamalia berkaki empat, muskox, bioma tundra
juga mempunyai fauna khas seperti penguin. Sedangkan untuk yang hidup di air,
seperti paus putih dan paus bertanduk. Burung-burung yang terdapat di sana adalah itik, angsa, burung elang, dan
burung hantu.
ü Bioma taiga/ hutan konifer
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara
lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan padamusim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di
wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain
yang ada di bumi.
Ciri-ciri taiga yaitu mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat yaitu berlangsung selama 1-3 bulan. Kemudian selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah. Jenis tumbuhan yang hidup sangat
sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.
Pohon-pohon di daerah taiga mempunyai daun yang
terbentuk seperti jarum dan
mempunyai zat lilin dibagian
luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, jumper,
dan spruce. Kondisi tersebut menyebabkan
hanya sedikit hewan yang
dapat hidup di daerah taiga.
Gb.2 BiomaTaiga
ü Bioma padang gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang
pasir adalah suatu daerah yang
menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap
memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan
wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara
seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi
(khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih
sepertiga wilayah bumiadalah berbentuk gurun.
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian
besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut ergdan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari
gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering
atau terpapar oleh erosi.
Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan
benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.
Gb.3
Bioma Padang Gurun
ü Bioma padang rumput
Gb.4. Bioma Padang Rumput
ü Bioma hutan gugur
Tumbuhan peluruh atau tumbuhan gugur merupakan sebutan bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat mendominasi suatu vegetasi
(penutup permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan peluruh atau hutan gugur.
Di daerah beriklim sedang, seperti di Eropa bagian Tengah, tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur (nama musim ini diambil dari ciri khas hutan-hutan demikian),
di saat suhu udara rata-rata menurun.
Perubahan warna daun akibat perombakan klorofilterjadi hampir serentak sehingga warna hutan menjadi kuning, merah, atau coklat akibat
warna dedaunan yang mengering. Suhu yang meningkat di penghujung musim dingin
akan memicu munculnya daun-daun baru, seringkali diawali dengan bermunculannya
bunga terlebih dahulu.
Di daerah tropika dengan musim kering yang jelas, pepohonan
menggugurkan daunnya di saat curah hujan berkurang. Pengguguran ini dapat
sebagian maupun seluruhnya. Jati,
misalnya, akan menggugurkan semua daunnya. Pengguguran daun akan mengurangi transpirasi di musim kemarau dan dianggap sebagai mekanisme penghematan
energi.
Gb.5.
Bioma Hutan Gugur
ü Bioma hutan hujan tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang
lebih pada lintang 0°–10° ke utara
dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical
lowland evergreen rainforest,
atau secara ringkas disebuttropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah
spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai
"farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari
tumbuhan di hutan hujan ini. Hutan hujan tropika terbentuk di
wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan
curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1.750 millimetre (69 in)
dan 2.000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan
berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.
Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga
ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau
relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak
memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).
Hutan
hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti
jumlah jenis makhluk
hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini
didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering),
sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi
dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada
tiga lapisan tajuk atas di hutan ini.
Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di
sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga
dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri
atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini
bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang
hingga 4,5 m. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m. Lapisan
tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh
pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis
pohon yang tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung
kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang
dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi
bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas
keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai
hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni
lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang
cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang
bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk
mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya,
seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer)
lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan
batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme
tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau
terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang
kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan
anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.
Gb.6
Bioma Hutan Hujan Tropis
·
Biosfer
Biosfer berarti tempat kehidupan. Tempat
hidup bagi makhluk hidup seperti jamur yang tumbuh dikayu-kayuan yang sudah
mati, kupu-kupu yang berterbangan dipadang rumput serta manusia yang hidup
diplanet bumi dinamakan biosfer. Biosfer juga dikatakan alam atau dunia
kehidupan yang terdiri dari semua jasad hidup, air, udara, tanah, dan materi
yang mengelilingi dan merupakan suatu lapisan yang agak tipis dipermukaan bumi.
Biosfer juga sebagai suatu sistem hubungan jasad hidup serta materi dan energi
yang mengelilinginya dan manusia merupakan sebagian dari sistem itu. Dalam
ekologi semua itu harus dipelajari yaitu hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
2.1.5 Pola-Pola Interaksi dalam
Ekosistem
Pola-pola
interkasi dalam ekosistem dapat dibagi menjadi :
1.
Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Rantai
makanan adalah pengalihan energy dari sumbernya melalui sederetan organism
melalui mekanisme makan dan dimakan. Dalam rantai makanan, organism autotrof
(sebagai mata rantai I) dimakan oleh hewan herbivora (konsumen tingkat I).
Konsumen tingkat I dimakan oleh hewan karnivora (konsumen tingkat III),
demikian seterusnya sampai terakhir. Organisme yang mati akan dirombak oleh
organism pengurai atau decomposer menjadi senyawa sederhana yang akan kembali
ke tanah dan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian, proses
dekomposisi menjadi suatu proses yang vital karena membuat siklus unsure hara
dapat berlangsung terus menerus. Kumpulan beberapa rantai makanan membentuk
suatu sistem yang kompleks yang disebut jarring-jaring makanan.
2.
Piramida Ekologi
Organisme
yang terlibat dalam rantai makanan membentuk struktur trofik. Struktur trofik
terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan
organism dengan sumber makanan tertentu. Struktur trofik pada ekosistem
disajikan dalam bentuk piramida ekologi :
Piramida ekologi dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a.
Piramida Cacah (Jumlah)
Penetuan tingkat trofik pada
piramida cacah berdasarkan pada perhitungan jumlah individu tiap satuan luas
(per m2). Piramida ini pertama kali dikenalkan oleh Elton pada tahun 1927. Piramida cacah
umumnya berbentuk menyempit ke atas, tetapi dapat pula terjadi piramida
terbalik.
Produsen
|
Konsumen I
|
Konsumen
II
|
Konsumen
III
|
100
ekor ular/m2
9.000
ekor tikus/m2
100.000
tumbuhan/m2
Piramida cacah pada gambar
dalam suatu ekosistem menunjukkan bahwa sejumlah produsen akan dimakan konsumen
primer, kemudian konsumen primer akan dimakan konsumen skunder, dan setrusnya.
Dengan demikian terjadi aliran energy dari produsen è konusmen primer è konsumen skunder è konsumen tersier è dan seterusnya.
Selain itu, juga terlihat
bahwa organism pada tingkat trofik pertama jumlahnya paling banyak, sedangkan
organism di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya semakin berkurang.
Dapat disimpulkan, bahwa dalam komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih
banyak dari pada jumlah hewan herbicora. Demikian juga, jumlah hewan herbivora
juga lebih banyak daripada jumlah hewan karnivora.
b.
Piramida Biomassa
Penentuan tiap tingkatan trofik pada piramida biomassa
didasarkan pada pengukuran massa individu dalam gram berat kering per m2.
Piramida biomassa umumnya berbentuk menyempit dari dasar ke puncak.
Produsen
|
Konsumen I
|
Konsumen
II
|
1000 g/m2
|
100 g/m2
|
10 g/m2
|
Biomassa
adalah ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa
pada tiap tingkat trofik, terlebih dahulu dicari rata-rata berat organism pada
tiap tingkat trofik, kemudian jumlah organism pada tiap tingkat trofik
diperkirakan. Pengukuran biomassa dipengaruhi oleh factor iklim. Suatu spesies
mencapai biomassa paling tinggi pada waktu yang berlainan selama satu tahun.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa organism di habitat
tertentu dan diukur dalam gram.
c.
Piramida Energi
Piramida energy mampu memberikan gambaran yang akurat
tentang kecepatan aliran energy dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat
trofik suksesif. Penentuan tingkta trofik pada piramida energy didasarkan pada
energy yang dapat dikeluarkan oleh individu yang dinyatakan dalam kkal/m2/hari.
Piramida energy selalu berbentuk menyempit ke atas.
Produsen
|
Konsumen I
|
Konsumen
II
|
1000 kkal/m2/hari
|
100 kkal/m2/hari
|
10 kkal/m2/hari
|
Pada
piramida energy terjadi penurunan sejumlah energy secara berturut-turut yang
tersedia di setiap tingkat trofik karena hal-hal berikut :
Hanya sebagian makanan yang
ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya. Beberapa makanan yang dimakan tidak
bisa dicerna sehingga hanya sebagian yang digunakan sebagai sumber
energydan sebagian makanan dikeluarkan
sebagai sampah.
3.
Siklus Biogeokimia
Siklus
biogeokimia adalah siklus unsure atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotic dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsure-unsur
tersebut tidak hanya melalui orgaisme tetapi juga melibatkan reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut
meliputi :
ü Siklus Air
Siklus
air terjadi karena adanya pemanasan air oleh sinar matahri secara terus
menerus. Air tersebut berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam
bentuk hujan, salju, hujan es, atau kabut.
ü Siklus Karbon
Pada
atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2
di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,
pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida digunakan tumbuhan untuk
berfotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut akan digunakan
mahluk hidup untuk bernafas. Hewan dan tumbuhan yang mati akan membentuk batur
bara di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar yang
juga dapat menambah kadar CO2 di udara.
Pada
ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak
langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3)
yang akan terurai menjadi ion karbonat. Ion karbonat merupakan sumber karbon
bagi algae yang mampu melakukan fotosintesis. Sebaliknya, saat organisme
bernafas, CO2 yang mereka keluarkan akan berikatan dengan molekul
air membentuk asam karbonat. Asam karbonat dapat terionisasi menjadi ion
bikarbonat (HCO3-). Ion bikarbonat dalam air seimbang
dengan jumlah CO2 di air.
ü Siklus Nitrogen
Gas
nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 80% di udara. Nitrogen
bebas dapat difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbeintil akar (Leguminoceae) dan beberapa algae.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat atau petir.
Tumbuhan
memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk ammonia (HN3), ion
nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-).
Beberapa bakteri yang dapat menfiksasi nitrogen terdapat pada bintil akar Leguminoceae dan akar tumbuhan Marsiella crenata. Selain itu, terdapat
beberapa jenis bakteri yang dapat mengikat nitrogen secara langsungyaitu Azotobacter sp dan Clostridium sp, dari golongam gangang juga mampu menfiksasi
nitrogen bebas seperti Anabaena sp
dan Nostoc sp.
Nitrogen
yang diikat biasanya dalam bentuk ammonia. Amonia diperoleh dari jaringan yang
telah mati dan diuraikan oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh
bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) sehingga menghasilkan ion
nitrit. Ion nitrit ini kemudian dirombak oleh bakteri nitrat menjadi ion
nitrat. Proses ini disebut nitrifikasi yang akan diserap oleh akar tumbuhan .
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, nitrat diubah menjadi ammonia kembali.
Amonia kemudian diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara
ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
ü Siklus Fosfor
Fosfor
merupakan elemen penting dalam kehidupan. Hal ini karena semua mahluk hidup
membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP. ATP sebagai sumber energy untuk
metabolisme sel. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat
organic (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan
tanah).
Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang telah mati akan diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganic. Fsofat anorganic yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan menegndap membentuk sedimen laut. Oleh
akrena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
fosil terkikis membentuk fosfat anorganik yang terlarut dalam air tanah dan
laut. Fosfat anorganik ini kemudian diserap oleh akar tumbuhan lagi. Herbivora
mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan
fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat
melalui feses. Demikianlah siklus ini berulang terus menerus.
ü Siklus Sulfur
Sulfur
terdapat di alam dalam bentuk sulfat organic. Sulfat direduksi oleh bakteri
menjadi sulfide dan kadang-kadang dalam bentuk sulfur oksida atau hydrogen
sulfida (H2S). Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, kemudian semua mahluk
hidup mati akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfaur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk H2S. H2S
digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob, mislanya Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof dan Thiobacillus.
4.
Aliran Energi
Aliran
enrgi dan materi dapat terjadi apabila ada persitiwa makan dan dimakan antara
komponen biotic dalam suatu ekosietem. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya
perpindahan materi dan energy dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang
lain yang disebut aliran materi dan energy.
Sumber
energy utama semua kehidupan di bumi adalah energy matahari. Namun, hanya
tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energy matahri tersebut untuk aktivitas
hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk yang satu kebentuk yang lain.
Berdasarkan hal tersebut maka energy matahari yang telah digunakan oleh mahluk
hidup tidak akan kembali ke matahari lagi tetapi akan lepas kea lam bebas
karena persitiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa
perpindahan energy dalam ekosistem disebut aliran energy. Oleh karena
petpindahan energy hanya satu arah saja, pada energy tidak terdapat siklus
energy.
Daur amteri merupakan siklus
perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu rantai makanan.
Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi missal H2O dan
CO2 yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat
melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan
energy cahaya matahari. Secara sederhana reaksinya sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 èC6H12O6 + O2
Secara berurutan materi
tersebut akan berpindah dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain
dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai proses akan
kembali menjadi H2O dan CO2 yang dapat dimanfaatkan
kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organism lain,
materi memiliki siklus misalnya siklus karbon.
2.2 ETOLOGI
2.2.1. Pengertian Ekologi
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi
(dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos,
"karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang
ilmu zoologi yang
mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah
laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar
tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas
jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada
keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di
lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu
tertentu semisal neuroanatomi,
ekologi,
dan evolusi.
Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses
bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis
hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu
jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga
disebut etolog.
2.2.2 Faktor Penyebab Perilaku
Hewan
2.2.2.1 Perilaku sebagai Akibat dari Pengaruh Genetis dan Faktor Lingkungan
Bagaimana seseorang
dapat bermain piano dengan baik? Hal ini dapat saja terjadi karena baiknya
koordinasi jari dan kemampuan memainkan instrumen tersebut. Tetapi pertanyaan
yang kemudian muncul adalah kemampuan tersebut diturunkan atau cukup dipelajari
dan dilatih?
Seringkali suatu
perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau
innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang didapat
yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku
terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat
pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan
atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari
berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan
oleh keduanya, yaitu karena faktor genetis dan faktor lingkungan (proses
belajar). Sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
ü Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya
perilaku yang telah ada didalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena
bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu
adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi pada
saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis.
ü Insting
Insting adalah perilaku “innate” klasik yang sulit
dijelaskan, walaupun demikian, terdapat beberapa perilaku insting yang
merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memeiliki beberapa insting
dasar
ü Pola aksi tetap (FAP= Fixed Action Paterns)
FAP adalah suatu perilaku stereoptik yang disebabkan
adanya stimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetas akan
selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut
anak burung tersebut. Contoh lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan
masuk kedalam air. Perilaku ini telah diprogramkan sebelumnya, dengan kata lain
tidak diperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu belajar memberikan
makanan kepada anaknya yang baru menetas, anak bebek itu tidak perlu belajar
berenang. Contoh lainnya seperti ritual perkawinan, dan mempertontonkan
keindahan (kejantanan) untuk menguasai suatu area (teritori).
2.2.2.2 Perilaku
Akibat Proses Belajar
Proses belajar
sering kali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dan
adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan)
dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui
bahwa perilaku dipengaruhi faktor genetik, sehingga organisme (hewan) dapat
memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan
lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan ari suatu spesies karena mampu
berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah
yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.
Ø Kisaran Belajar dari yang Sederhana Hingga
Kompleks
Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang
merupakan hasil dari pengalaman. Adapun tipe belajar yang menghasilkan
jenis-jenis perilaku adalah sebagai berikut :
ü Hibituasi
Hibituasi adalah suatu bentuk belajar yang paling
sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh
organisme (hewan) secara berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka
organisme (hewan) akan mengabaikannya. Hibituasi ini akan dihasilkan setelah
organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus
dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau
memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia
akan menoleh kebelakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing
tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akan tetapi hal
menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda
memukul perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respon kembali.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnya tidak
hilang, tetapi untuk sementara waku termodifikasi karena belajar.
ü Imprinting
Imprinting adalah syatu pengenalan terhadap suatu obyek
seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah
lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau
angsa-angsa tersebut melihat suatu obyek yang memberinya makan, maka anak-anak
angsa tersebut menganggap anda atau obyek tersebut sebagai induknya dan akan
terus mengikuti anda atau objek. Walaupun, anak-anak angsa tersebut melihat
induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa objek atau anda adalah indukya. Contoh
tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah nobel
karena kajia tersebut.
Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada mahluk
hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk
burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada
sarngnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan
dibelakangnya.
ü Asosiasi
Asosiasai perilaku yang disebabkan oleh suatau hasil
dari suatu respon terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut
diketahui atau tidak. Kondisi penyebab perilaku tersebut dikatakan pula sebagai
stimulus. Perilaku ini dibagi menjadi :
v Perilaku asosiatif atau pengkondisian klasik
(classical conditioning)
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan
Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk
anjing. Bila bel berbunyi, anjning tersebut diberi makan, sebelum menyantap
makanannya anjing tersebut akan mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu,
walaupun tidak ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama
anjning tersebut tetap mengeluarkan saliva.
v Pengkondisian operant (operant conditioning)
Perilaku ini lebih merupakan hasil kondisi yang
disebut mencoba-coba atau tryal and eror. Semakin dekat individu
mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif, maka individu tersebut akan
semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini
termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin
lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendapatkan makanan. Perilaku
ini sering dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangi perbuatannya
karena ternyata perbuatan tersebut dapat membahayakan dirinya.
ü Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai
akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak
dipe;ajarai pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatau
periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing, dan
serigala kelihatannya belajar dasar-dasar taktik berburu dengan mengamati dan
meniruka induknya. Pada beberapa kasus, faktor genetis dan mencoba-coba dalam
tipe belajar ini memegang peranna penting
ü Inovasi
Inovasi adalah suatu kemampuan untuk merespon sesuatu
terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi
pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada
organisme (hewan). Periaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan)
untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan
manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan
sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjekdari inovasi adalah
penyelesain masalah sehingga tipe perilku ini sering pula disebut problem
solving.
2.2.2.3 Perilaku
Merupakan Refleksi Evolusi
Dari penjelasan sebelum ini, dapat dikatakan bahwa
perilaku adalah adapatsai evolusi yang menyebakan terjadinya suatu peningkatan
kelulusan kehidupan dan kesuksesan reproduksi serta kebugaran. Walaupun
demikian, perilaku juga merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap
lingkungan dengan cara seleksi alam. Pada bagian berikut, kita akan membahas
peran ekologi dari suatu perilaku hewan sehingga dapat hidup sukses di
lingkungan.
ü Ritme Biologi
Banyak jenis mamalia hewan seperti kelelawar, harimau,
dan bangsa kucing kurang aktif pada siang hari dan makan saat malam hari. Akan
tetapi, banyak jenis burung yang tidur pada malam hari dan sebaliknya. Pola
hidup yang berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur atau bangun pada
mahluk hidup disebut ritme sikardian. Pada tanaman dan mahluk hidup lainnya,
ritme biologi disebut juga dengan jam biologi. Penyebab eksternal, khususnya
siklus cahaya dapat mengatur waktu, membuat tubuh memiliki koordinasi ritme
dengan tetap. Selain faktor lamnya organisme dibedakan pada periode
gelap-terang tertentu, suhu juga berperan dalam ritme biologi. Kepentingan
mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk serta faktor yang menyebakannya
sudah banyak diteliti karena erat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta
kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan.
ü Mekanisme Bergerak
Hewan dan tumbuhan atau organisme lain memiliki cara
khusus saat melakukan pergerakan adapun pergerakan khusus itu antara lain
sebagai berikut :
·
Kinetis,
adalah suatu perubahan acak dalam kecepatan atau arah dari suatu organisme
sebagai respon terhadap stimulus. Contoh : Berberapa kumbang aktif pada daerah
kering dan kurang aktif di daerah lembab
·
Taksis,
adalah berhubungan langsung sebagai akibat adanya stimulus, dapat kearah
stimulus atau menjauhi stimulus. Contoh : larva lalat rumah akan bergerak
menjauhi cahaya perilaku ini karena larva tersebut berlindung dari musuh
alaminya
·
Pergerakan
secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah
migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca atau musim,
dan lebih khusus lagi perilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber
makanan, daerah atau tempat untuk kawin dan lain-lain. Migrasi ini banyak
terjadi pada beberapa jenis burung, ikan, kupu-kupu, dan mamalia lain.
ü Komunikasi
Pada umumnya terjadi di antara sesama spesies. Pada
hewan-hewan sosial komunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui koloninya. Komunikasi dapat terjadi melalui perantara senyawa kimia
menggunakan feromon, yaitu senyawa kimia yang disekresikan keluar tubuh
organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama
spesies dan akan berguna untuk berbagi kehidupannya misalnya berkawin,
agregasi, adanya bahaya dan lain-lain.
Selain itu, komunikasi terjadi secara visual. Hal ini
banyak terjadi pada saat sesama spesies mengenali pasangan kawinnya atau saat
mempertahankan daerah teritori. Komunikasi dengan suara sangat banyak dilakukan
oleh hewan, misalnya untuk mengetahui daerah teritori, untuk mengenali sesama
spesies, hingga untuk menginformasikan adanya bahaya.
ü Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah segala macam dari interaksi
antara sesama spesies yang melibatkan antara dua atau lebih individu organisme.
Hal ini didasari adanya perilaku individu yang dilakukan karena perilaku
individu itu sendiri dan perilaku dari kelompok. Perilaku sosial dapat pula
terjadi karena interaksi anggota dari berlainan spesies. Adanya perilaku sosial
sebagai akibat dari kompetisi sering terjadi dalam dunia hewan, misalnya untuk
memperebutkan makanan.
ü Agonistik
Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang pada
dasarnya dilakukan untuk tetap hidup. Perilaku agonistik pada umumnya merupakan
ritual, memperlihatkan kekuatan, dan lain-lain. seringkali terjadi pula pertikaian
yang tidak mematikan, walaupun ada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi
hingga adanya kematian.
Perilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan
kawinnya. Banyak jenis burung jantan melakukan hal tersebut dengan mengeluarkan
suara yang indah dan khusus, ada pula yang melakukan tarian dan mempertontonkan
keindahan tubuhnya untuk menarik pasangannya.
ü Teritori
Perilaku untuk mempertahankan daerah edar atau
teritori merupakan suatu usaha organisme untuk mempertahankan adanya tempat
sumber makanan, tempat untuk aktivitas reproduksi dan kesuksesan dalam
memelihara anak atau keturunannya. Perilaku tersebut biasanya dipertahankan
melalui berbagai cara komunikasi dan perilaku lainnya. Walaupun tidak semua
spesies hewan memiliki ciri-ciri tersebut, dan tidak selalu seleksi alam dapat
memberikan adanya daerah teritori yang tepat bagi suatu jenis hewan.
ü Altruistik
Perilaku altruistik atau altruisme merupakan perilaku
yang sering dikatakan sebagai perilaku non egois, perilaku ini banyak dilakukan
oleh hewan-hewan yang berkoloni. Individu yang melakukan perilaku ini tidak
mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya. Akan tetapi, perilaku
ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknya, sehingga terjadi peningkatan
kebugaran dari koloni tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nama ekologi dikemukakan oleh seorang
ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834- 1919) pada tahun 1860. Sekitar
tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat.
Ekologi berasal dari bahas yunani
“oikos” yang artinya rumah atau tempat hidup dan “logos” yang berarti ilmu.
Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan pengertian ekologi secara
terminologi yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap
jasad hidup.
Ekologi dibagi menjadi dua yaitu
sinekologi dan autekologi. Ruang lingkup kajian ekologi meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Pola interaksi dalam suatu
ekosistem meliputi rantai makanan dan jaring-jaring makanan, piramida ekologi
serta siklus biogeokimia.
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi
(dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos,
"karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang
ilmu zoologi yang
mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Perilaku hewan disebabkan oleh tiga
faktor yaitu pengaruh genetis dan faktor lingkungan, prilaku akibat proses
belajar serta perilaku akibat refleksi evolusi.
3.2 Saran
Ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya.
Manusia sebagai bagian dari satu kesatuan ekologi harus selalu menjaga
lingkungan tempat hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA
·
Lestari, Sri. 2008. Diktat Biologi Ekologi. FMIPA UNS.
·
http://slideshare.net/fandyama/tugas -biologi(
diakses tanggal 21 Nopember 2013 dipostkan oleh Muhammad Natsir)